Jakarta – Sebanyak 1.200 hektare kebun karet di Sumatera Selatan akan diremajakan pada tahun 2019. Ribuan Hektare kebun karet itu diremajakan dengan menggunakan dana dari APBN sebesar Rp 13 miliar.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpiyan mengatakan pemerintah mengucurkan alokasi dana itu untuk peremajaan demi meningkatkan produksi di tingkat petani karet.
“Awal tahun 2019 dananya sudah mulai dikucurkan, jumlah ini meningkat cukup besar jika dibandingkan anggaran dana tahun 2018. Di mana pada tahun 2018 Sumsel cuma dapat Rp 4 miliar dengan lahan replanting 410 hektare,” ujar Rudi, Senin (17/12/2018).
Peningkatan tersebut, kata Rudi, sebagai salah satu komitmen pemerintah dalam meningkatkan produktivitas karet petani. Meskipun, sejauh ini peremajaan yang dilakukan belum langsung mendukung kebutuhan petani secara keseluruhan.
“Kalau catatan kami, jumlah kebun karet yang masuk kategori tanaman tua atau rusak itu mencapai 192.222 hektare. Itu dari total lahan perkebunan karet yang ada di Sumsel mencapai 1,3 juta hektare lebih,” katanya.
Hampir serupa dengan replanting sawit, nantinya petani karet juga mendapatkan subsidi APBN sekitar Rp 25 juta/hektare. Hal ini pun dibatasi maksimal 2 hektare untuk setiap petani.
Sementara berdasarkan Pusat Penelitian Karet Sumbawa Banyuasin, untuk sekali peremajaan kebun petani membutuhkan biaya kurang dari Rp 50 juta/hektare. Artinya petani karet di Sumatera Selatan akan mendapat bantuan setengah biaya peremajaan dari pemerintah.
“Untuk satu hektare lahan, besaran dana tersebut sudah cukup untuk penyediaan benih 550 batang karet dan pupuk NPK. Termasuk racun hama, chainsaw serta beberapa kebutuhan pendukung lainnya,” kata Rudi.
Untuk meringankan beban peremajaan, petani juga akan terbantu dengan cara menjual batang karet tua. Di mana tiap 100 batang karet dihargai Rp 16 jutaan.
“Untuk penyerahan bantuan nanti akan diserahkan melalui kelompok. Jadi tiap petani yang tergabung pada kelompok tani akan mendapatkan bagian secara bertahap mulai awal tahun,” katanya.
Sambil menunggu karet dapat dipanen getahnya dalam kurun waktu 4-5 tahun, petani juga akan mendapat bimbingan tumpang sari dengan menanam seperti kopi, jagung, singkong dan tanaman lain. (ras/ara)