Jakarta – Sekitar 7.500 pekerja di sektor keuangan Inggris akan hengkang ke Uni Eropa (UE). Selain itu, aset triliunan poundsterling UE di Inggris telah dipindahkan. Hal itu dilakukan sejumlah perusahaan keuangan jelang Brexit penuh pada Januari 2021.
Dikutip dari Reuters, Kamis (1/10/2020) perusahaan layanan konsultasi jaminan pajak Ernst & Young (EY) mengatakan bank, perusahaan asuransi, dan manajer aset Inggris telah memusatkan pelayanan di UE. Jika mereka tetap di Inggris akses akan lebih terbatas setelah transisi Brexit berakhir 31 Desember mendatang.
Mitra pengelola EY, Omar Ali mengungkap jumlah pekerjaan dan aset yang hengkang masih sebagian kecil dari total sebenarnya yang dimiliki oleh sektor keuangan Inggris. Ali memprediksi kemungkinan pekerja lainnya masih kebingungan dan masih menunggu pengumuman lebih lanjut.
“Perusahaan sekarang harus memastikan mereka akan beroperasi dan dapat melayani klien pada 1 Januari 2021,” kata Ali.
EY mengatakan Brexit Tracker menunjukkan sebagian besar perusahaan telah merekrut lebih dari 2.800 peran baru di Eropa sejak Inggris memilih untuk meninggalkan UE pada tahun 2016.
Aset senilai lebih dari 1,2 triliun poundsterling setara Rp 23.000 triliun (Rp 19.000) milik UE juga telah dipindahkan dari London. UE mengatakan hanya akan menawarkan akses untuk berbagai layanan keuangan di London. Akses itu hanya diizinkan jika peraturan keuangan Inggris setara dengan UE.
Brexit Tracker kini tengah memantau bagaimana sikap dari 222 perusahaan keuangan terbesar yang memiliki operasi signifikan di Inggris.