Jakarta, CNN Indonesia — CEO dan pendiri Bukalapak, Achmad Zaky menanggapi aksi pemutusan hubungan kerja ratusan karyawannya. Ia mengatakan PHK massal dilakukan sebagai bentuk penataan diri dan efisiensi perusahaan.
Zaky menyatakan langkah pemangkasan karyawan untuk mewujudkan ambisi agar perusahaan balik modal (break even point/ BEP) hingga mendapatkan keuntungan.
Seperti diketahui operasional perusahaan rintisan (startup) identik dengan aksi bakar uang hingga membuat belum untung atau bahkan balik modal.
“Bukalapak menyatakan diri ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih BEP atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat,” ujar Zaky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/9).
Zaky mengatakan pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan melalui pertimbangan bahwa Buklapak telah menghasilkan EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang positif.
“Pada saat ini kami sudah memiliki modal yang cukup dari para pemegang saham untuk meraih EBITDA positif, tentunya apabila semua rencana kami berjalan lancar tanpa halangan,” pungkasnya.
Ia mengatakan Bukalapak berusaha keras untuk menjaga kepercayaan dari para investor lokal demi menggerakkan ekonomi di level usaha kecil. Seperti diketahui Bukalapak merupakan unicorn lokal dengan mayoritas kepemilikan saham oleh investor lokal yakni PT Kreatif Media Karya (KMK).
“Hingga saat ini, Bukalapak adalah unicorn terakhir Indonesia yang jumlah sahamnya dimiliki secara signifikan oleh investor domestik Indonesia,” tandasnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, sejauh ini Bukalapak telah mengantongi suntikan pendanaan dari berbagai sumber seperti Ant Financial, Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, GIC dan Grup Emtek.
Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia tertanggal 27 Mei 2019, PT Kreatif Media Karya (KMK) yang dimiliki 99,9 persen oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) memiliki porsi cukup besar dalam Bukalapak. KMK tercatat emmiliki 35,17 persen dari total saham Bukalapak.