Merdeka.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah semakin terlihat di Indonesia. Hal ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi yang mengalami tren perbaikan.
Dia mengatakan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level ekspansif sekitar 50. Kemudian realisasi investasi dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2020 lebih tiggi dibandingkan posisi tahun sebelumnya.
Selain itu perbaikan lain juga ditunjukan dari proporsi keuangan masyrakat terhadap simpanan yang trus meningkat Serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah (NTR) sudah kembali ke level pra pandemi.
“Dari sisi ekonomi tanda-tanda pemulihan sudah terlihat,” kata dia dalam webinar Optimalisasi UU Cipta Kerja Sebagai Strategi Utama Akselerasi Investasi Indonesia, Selasa (30/3).
Dia menambahkan, berbagai lembaga internasional Bank Dunia, OECD, ADB, dan IMF bahkan memperkiakan pertumbuhan ekonomi di 2021 berada di 4,4 sampai 5,1 persen. Kemudian pada 2022 sekitar 4,8 sampai 6,0 persen.
Proyeksi tersebut sejalan dengan target
pemerintah yang bertumbuh dikisaran 4,5 persen -5,3 persen. Terutama ini didukung oleh program vaksiansi masal, kelanjutan program PEN dan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja serta pengendalian Covid-19 melalui PPKM mikro.
Pemerintah juga trus berupaya memitigasi dampak pandemi guna menjaga momentum pemulihan kesehatan dan ekonomi. Khsusunya dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dari sisi konsumsi dan investasi, melalui berbagai stratgei 2021.
“Pertama pemeirntah tetap akselerasi pelaksanaan vaksinasi untuk memulihkan kepercayaan publik,” katanya.
Hingga 28 Maret 2021, vaksinasi telah tercatat realisasinya mencapai 10,49 juta dosis. Di mana dosis pertama diberikan kepada 7,25 juta orang, dan dosis kedua diberikan kpd 3,24 juta orang.
Pelaksanaan tersebut akan terus diupayakan agar kekebalan kelompok dapat dicapai dalam waktu satu tahun. Bersamaan program vaksinasi, pemerintah konsisten lakukan pembatasan kegiataan masyarakat skala mikro untuk menekan angka pertamabahan Covid-19 dengan menyeimbangkan aspek sosial ekonomi.
Strategi kedua, pemerintah komitmen lanjutkan penanganan anggaran Covid-19 . Di mana anggaran PEN di tahun ini alokasinya mencapai Rp699,43 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi PEN tahun lalu yang sebesar Rp579,78 triliun atau terjadi kenaikan 20 persen.