POS-KUPANG.COM | KUPANG – Dalam Kurun waktu sebulan lebih, tahun 2019 ini, Provinsi NTT sudah mendapat kiriman 17 jenazah Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang bekerja di luar negeri.
14 jenazah berhasil dipulangkan ke NTT, satu jenazah sedang dalam proses pemulangan, sementara duanya masih terkendala identitas.
Demikian disampaikan oleh Siwa, Kepala BP3TKI Kupang, Minggu (10/2/2019) kepada POS-KUPANG.COM, via WhatsApp.
Siwa mengatakan, dua Jenazah yang belum dipulangkan, kemungkinan besar akan dikebumikan di Malaysia, karena sampai saat ini belum diketahui secara pasti identitas mereka.
“Sejauh ini kita sudah berusaha cari siapa keluarga mereka, tapi belum ada titik terang, jadi kemungkinan mereka dikebumikan di Malaysia,” ungkap Siwa.
Siwa menjelaskan, dua jenazah tersebut berdasarkan laporan yang mereka terima atas nama Vagentinus Falat dan Hendrikus.
“Vagentinus dari Flores tapi tidak jelas Flores mana, sedangkan Hendrikus dari Manggarai. Yah lihat seperti apa ke depan kita akan coba cari tau,” ungkapnya.
Siwa mengatakan, terakhir NTT menerima jenazah TKI, Sabtu (10/2/2019) malam. Jenazah atas nama Dominggus Billi (38) asal Kabupaten Sumba Barat Daya.
Lanjutnya, saat ini jenazah Dominggus sedang disemanyamkan di Rumah Sakit Johannes Kupang. Rencananya akan diberangkatkan ke Sumba, besok, Senin (11/2/2019).
“Jenazah masih di RS. Johannes, besok baru diberangkatkan ke kampung halamannya di Sumba Barat Daya,” ungkap Siwa.
Siwa mengatakan, berdasarkan surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching, Dominggus meninggal secara tiba-tiba di perumahan pekerja Marrong Estate 2, Danum Sinar Sdn. Bhd. Balaga. Dominggus diketahui tenaga kerja ilegal yang bekerja pada perusahaan tersebut.
Cerita tentang TKI asal NTT yang pulang tinggal nama bukan satu dua orang.
Sudah sering kejadian ini menimpa pahlawan devisa asal NTT.
Berikut catatan beberapa kasus TKI asal NTT yang meninggal di luar negeri:
11 TKI Ilegal Tewas di Perairan Malaysia, Apa Penyebabnya?
Sebelas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal ditemukan tewas di Perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia pada Senin (2/7/2018) lalu.
Tribun-Video.com melansir Kompas.com, menyebutkan TKI ilegal itu tewas dalam insiden tenggelamnya perahu di Perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia pada Senin (2/7/2018).
Mereka bersama 33 penumpang lainnya menumpang perahu pancung.
Kepala Seksi Operasi Badan Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Kelas A Tanjungpinang Eko Suprianto mengatakan, berdasarkan perkembangan terakhir dari Maritime Rescue Centers (MRCC) Johor, Malaysia, 11 jenazah dari 19 korban yang dinyatakan hilang sudah ditemukan.
Sebelas jenazah tersebut di antaranya, tujuh berjenis kelamin laki-laki dan empat perempuan.
Dari 44 penumpang tersebut, 25 ditanyakan selamat.
Jadi, hingga kini penumpang yang telah ditemukan ada 36, sementara 8 penumpang lainnya belum ditemukan.
“Kita bantu doakan ya, agar saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di Malaysia bisa cepat ditemukan, karena sampai saat ini tim MRCC masih melakukan pencarian korban yang hilang,” kata Eko seperti dikutip dari Kompas.
TKI Asal Rote Ndao Ini Meninggal di Kamarnya di Singapura Setelah Mengeluh Sakit Kepala
Ani Nunuhitu Napu, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan meninggal dunia di rumah majikannya di Singapura.
“Yang bersangkutan (Ani) meninggal dunia di Singapura pada tanggal 10 Juni 2018. Dia ditemukan meninggal dunia di tempat tidurnya,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, Siwa, Jumat (15/6/2018) pagi.
Siwa mengatakan, dua hari sebelum ditemukan meninggal, TKI asal Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT, itu dikabarkan menderita sakit kepala dan sempat minum obat sakit kepala.
Setelah minum obat, Ani sudah terlihat sehat. Namun, pada hari kedua, majikannya mencari Ani di kamar, ternyata Ani sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Majikan Ani bernama Ho Wei Min, yang beralamat 190A Rivervale Drive # 17-984 Singapura,” imbuhnya.
Ani diketahui bekerja sebagai penata laksana rumah tangga di Singapura sejak Desember 2017.
Siwa mengatakan, jenazah Ani akan tiba di Kupang pada hari ini, Jumat, sekitar pukul 12.50
Wita, dengan pesawat Garuda Indonesia GA 438.
“Nantinya jenazah Ani diantar oleh pegawai BP3TKI Kupang. Rencana jenazah dimasukan ke ambulans BP3TKI Kupang dan selanjutnya dimuat dengan kapal feri (ke Rote Ndao),” ungkap Siwa.
Jumlah TKI Asal NTT Yang Tewas Di Luar Negeri Bulan Tahun 2018 Sungguh
Berapakah jumlah TKI asal NTT yang meninggal dunia di Luar negeri sepanjang bulan Januari hingga Juli 2018?
Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal di luar negeri seolah tak henti setiap bulannya, terhitung sejak bulan Januari hingga bulan Juli 2018 sebanyak 58 orang TKI meninggal dunia, Minggu (22/7/2018)
Berdasarkan data yang dihimpun POS-KUPANG.COM dari Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, TKI yang meninggal tersebut berasal dari 14 kota/kabupaten di NTT.
Dari 14 kota/kabupaten tersebut,TKI asal Kabupaten Flores Timur sebanyak 11 orang, jumlah TKI asal Kabupaten Malaka sebanyak 10 orang
TKI asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Ende masing-masing sebanyak tujuh orang.
Selanjutnya, jumlah TKI asal Kabupaten Kupang sebanyak enam orang.
TKI asal Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sikka masing-masing sebanyak tiga orang
TKI asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Belu, Kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Sumba Barat masing-masing sebanyak dua orang
TKI asal Kota Kupang, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Ngada masing-masing sebanyak satu orang.
Dari 58 TKI asal NTT yang meninggal tersebut, sebanyak 32 TKI berjenis kelamin laki-laki dan 21 TKI berjenis kelamin perempuan. (POS-KUPANG.COM/KOMPAS.COM)