KOMPAS.com – Kadang kala masyarakat salah mengartikan tenaga kerja dengan angkatan kerja. Padahal komponen yang termasuk angkatan kerja adalah tenaga kerja dan pengangguran.
Dengan demikian, pengertian angkatan kerja lebih luas dari tenaga kerja karena memasukkan kelompok pengangguran dalam komponennya.
Supaya tidak salah mengartikan tenaga kerja dengan angkatan kerja, simak penjelasan pengertian angkatan kerja di bawah ini.
Pengertian angkatan kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian angkatan kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja, baik yang sedang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angkatan kerja terdiri dari penduduk usia kerja, yaitu usia 15 tahun atau lebih yang bekerja atau mempunyai pekerjaan.
Sementara, penduduk yang bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan yang bukan bekerja.
Dilansir dari jurnal The Labor Force Approach and The Korean Labor Force Data (1974) oleh Yunshik Chang, kelompok yang bukan angkatan kerja adalah dikategorikan sebagai penduduk yang tidak aktif secara ekonomi.
Contoh bukan angkatan kerja adalah ibu rumah tangga, orang yang masih bersekolah, lansia atau pensiunan, dan orang disabilitas yang tidak bisa mengerjakan pekerjaan apapun.
Dengan demikian, pengertian angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang sudah mampu bekerja, mencari penghasilan sendiri, dan tidak melakukan kegiatan lain seperti sekolah atau mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja berhubungan dengan jumlah penduduk suatu negara karena jumlah angkatan kerja bergantung pada pertumbuhan penduduk yang memasuki usia produktif.
Dilansir dari laman disnaker.bulelengkab.go.id, pertumbuhan angkatan kerja adalah tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk tetapi juga hal berikut ini:
1. Jumlah penduduk laki-laki
Semakin banyak jumlah penduduk laki-laki maka akan semakin tinggi jumlah angkatan kerja di negara tersebut. Pasalnya, semakin sedikit jumlah ibu rumah tangga yang bukan termasuk angkatan kerja.
2. Jumlah penduduk usia produktif Semakin besar jumlah penduduk berusia produktif maka angkatan kerjanya akan semakin tinggi. Sebab yang termasuk angkatan kerja hanya penduduk usia produktif, yaitu 15 sampai 64 tahun.
3. Tingkat pendidikan Semakin rendah tingkat pendidikan penduduk suatu negara, maka akan makin rendah pula angkatan kerjanya, sebab saat ini tingkat pendidikan adalah salah satu syarat untuk memasuki dunia kerja.
Faktor yang mempengaruhi angkatan kerja
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi angkatan kerja:
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Menurut Carmel Inguanez dan Lino Briguglio, tingkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio angkatan kerja dengan jumlah penduduk biasa. Artinya, tingkat partisipasi ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk suatu negara. Baca juga: Pengertian Pengangguran Friksional dan Penyebabnya
2. Angka partisipasi angkatan kerja (APAK) Angka partisipasi angkatan kerja adalah untuk melihat seberapa banyak tenaga kerja yang terlibat dalam kurun waktu tertentu. APAK ini bergantung pada jumlah orang yang sedang mencari kerja dan orang yang tidak bekerja karena cuti atau pekerja musiman.
3. Kondisi ekonomi Tak dapat dipungkiri, kondisi ekonomi suatu negara pasti memengaruhi jumlah angkatan kerja. Pasalnya, kondisi ekonomi memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jika ekonomi suatu negara memburuk, maka akan banyak perusahaan memulangkan pekerjanya dan tidak membuka lowongan pekerjaan kembali. Kondisi ini membuat tenaga kerja tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu yang lama.
4. Imigrasi penduduk Suatu wilayah pasti memiliki jumlah angkatan kerja yang berbeda. Jika penduduk usia produktif suatu wilayah melakukan imigrasi penduduk, tentu akan mengurangi jumlah angkatan kerja di daerah asalnya.
Kesimpulannya, pengertian angkatan kerja adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun), sedangkan bukan angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang tidak melakukan kegiatan bekerja.