NEW YORK, KOMPAS.com – Brookings Institute merilis laporan yang merinci dampak teknologi seperti Automated Intelligence (AI) terhadap pekerja.
“Hampir tidak ada pekerjaan yang tidak akan terpengaruh oleh perubahan teknologi di era AI,” tulis laporan itu seperti dikutip dari CNBC, Rabu (30/1/2019).
Laporan itu yang memperkirakan seperempat pekerjaan berada pada “risiko tinggi” untuk diotomatisasi.
Sementara Cognizant Jobs of the Future (CJOF) Index merupakan salah satu tool yang digunakan untuk memprediksi pekerjaan mana yang akan diminati di “era AI” yang akan datang.
Indeks CJoF melacak popularitas 50 pekerjaan yang diprediksi akan banyak diminati di masa depan. Awal pekan ini, indeks tersebut merilis angka terbaru dari kuartal keempat 2018, memberikan wawasan tentang pekerjaan di masa depan.
Berikut adalah pekerjaan yang memiliki pertumbuhan terbesar dalam jumlah pembukaan kerja selama setahun ke belakang.
1. Pengembang /Insinyur Perangkat Lunak: 84.000 lowongan pekerjaan lebih banyak
2. Insinyur /Analis Keamanan Cyber/ Sistem Informasi: 12.000 lowongan pekerjaan lebih banyak
3. Cyber Calamity Forecaster: 8.300 lowongan kerja lainnya
4. Desainer / Pengembang UI / UX: 6.800 lowongan pekerjaan lebih banyak
Sementara itu, ada beberapa pekerjaan yang paling cepat berkembang menurut Indeks CJOF selama setahun terakhir, adalah:
1. Perancang busana, dengan pertumbuhan pekerjaan: +279 persen
2. Insinyur Tenaga Surya, dengan pertumbuhan pekerjaan: +257 persen
3. Konselor Karier, dengan pertumbuhan pekerjaan: +181 persen
4. Strategi / Spesialis Media Sosial, dengan pertumbuhan pekerjaan: +172 persen
5. Konselor Genetik, dengan pertumbuhan pekerjaan: +163 persen
“Pertumbuhan lapangan kerja di bidang ini mencerminkan permintaan yang lebih besar untuk orang-orang dengan perangkat lunak, keamanan siber dan desain digital untuk mendorong masa depan digital perusahaan,” kata laporan Cognizant.
Namun, banyak peran lain yang lebih mengejutkan juga menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat. Misalnya, ada peningkatan 279 persen dalam jumlah lowongan pekerjaan dengan judul “Perancang Mode” pada 2018.
Direktur Cognizant Center for the Future of Work Benjamin Pring mengatakan bahwa jabatan yang mengejutkan dan tidak mengejutkan ini berasal dari pelatihan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
“Pekerjaan STEM yang dikatakan orang akan menjadi penting seperti ilmu data, pembelajaran mesin, keamanan dunia maya adalah jenis pekerjaan berbasis STEM yang dikatakan orang akan menjadi penting, data benar-benar mendukung argumen itu,” ujar Benjamin Pring.
“Argumennya sedang dibuktikan bahwa jika Anda berusia 16 tahun, 25 tahun, ataupun 35 tahun, dan mencoba masuk ke salah satu area STEM saat ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Ada banyak perusahaan untuk memiliki menuntut kemampuan semacam itu,” tambah dia.
Namun, Benjamin Pring juga mengatakan masih akan ada peluang bagi pekerja di masa depan bahkan jika mereka tidak memiliki keterampilan STEM. Kuncinya, adalah menggunakan teknologi secara kompeten dan menguasai karakteristik manusia yang unik.
” Banyak pekerjaan akan berbasis STEM, tetapi tidak akan selalau. Mereka akan memiliki komponen teknologi di dalamnya, tetapi mereka tidak akan menjadi pekerjaan teknologi, sepenuhnya,” jelasnya.
“Ada yang tidak bisa digantikan sis manusia dengan perangkat, seperti kemampuan untuk berempati, peduli, kreatif, kemampuan menjual, membantu, mendukung, dan semua hal yang mesin tidak akan lakukan dalam waktu dekat,” tandas Pring.