Merdeka.com – Dua perusahaan media besar Inggris mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu kemarin. PHK terpaksa ditempuh setalah cash flow perusahaan mengalami tekanan hebat akibat pandemi Corona.
Dikutip melalui CNN, media pertama yang melakukan PHK ialah The Guardian. Dalam PHK kali ini perusahaan terpaksa memangkas 180 tenaga kerja, 70 di antaranya di departemen editorial.
The Guardian mengonfirmasi aksi PHK diambil setelah perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara tajam. Ditaksir penurunan pendapatan berkisar 25 juta pound sterling atau setara USD 31,6 juta.
Penurunan pendapatan dipicu berkurangnya jumlah iklan yang masuk. Kemudian diperparah dengan anjloknya penjualan surat kabar selama pandemi berlangsung.
Kemudian, aksi serupa diikuti oleh media ternama lainnya, yaitu BBC. Di mana perusahaan menyatakan telah mem-PHK 70 pekerja lagi pada Rabu kemarin.
Sebelumnya, media ini juga telah memangkas karyawan hingga lebih dari 450 orang pada Januari lalu. Namun, bagi BBC telah mengalami permasalahan keuangan jauh sebelum pandemi melanda Inggris.
Pemicu
Di mana pemicunya ialah keterlambatan pembayaran iuran tahunan penduduk Inggris. Padahal anggaran ini digunakan perusahaan untuk menjalankan operasional bisnis selama ini. Maka, BBC terpaksa melakukan PHK demi menghemat keuangan perusahaan berkisar USD 157,9 juta.
Menyikapi hal itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengusulkan BBC untuk mengubah skema pendanaan selama ini. Caranya dengan tidak menggantungkan anggaran operasional bisnis dari hasil iuran tahunan. Sebab, warga Inggris tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat Corona.
“Inggris saat ini menghadapi persoalan di bidang ketenagakerjaan akibat pandemi ini. Bagaimana tidak, sejumlah perusahaan besar telah mem PHK karyawannya lebih dari 80.000 orang,” tukasnya.