KOMPAS.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bekerja sama dengan Penanaman Modal Madani (PNM) serta PT Shopee International Inodonesia memberikan pelatihan edukasi pemasaran dan permodalan kepada 50 pekerja migran beserta keluarganya.
Penerima pelatihan tersebut tergabung dalam Kelompok Usaha Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang berlokasi di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).
“Selama ini masalah yang dihadapi adalah permodalan dan pemasaran. Nah, kali ini warga di kantong pekerja migran diberikan edukasi pemasaran dan permodalan,” terang staf khusus Kemnaker Maria Magdalena dalam keterangan tertulisnya.
Maria berharap, melalui edukasi itu nantinya para peserta, khususnya perempuan, bisa membangun jaringan untuk membuka peluang usaha yang dapat ditekuni setelah tidak lagi bekerja di luar negeri.
“Peserta belajar membuat toko online melalui ponselnya. Peserta yang tadinya pembeli, sekarang diedukasi menjadi penjual produk-produk andalan desanya, sehingga nanti diharapkan akan memiliki penghasilan sendiri dan tidak tergantung pada suami saja,” ucap dia.
Kasi Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Heru Diyanto mengatakan, sejak 2017 Disnaker Demak telah secara konsisten membina tenaga kerja di Desa Jragung hingga menjadi TKM.
Tak hanya pelatihan, Kemnaker memberikan pula bantuan berupa dana pengembangan usaha bersama dengan Mekaar PNM.
Manajer PNM Regional Jepara Anggung Pramana Putri menjelaskan, Mekar PNM adalah layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan pra-sejahtera.
“Kami fasilitasi warga desa dengan memberikan dana dan pelatihan untuk mengembangkan usaha mulai dari Rp2 juta, Rp3 juta, hingga Rp5 juta,” katanya.
Anggun menambahkan, syarat penerima dana tersebut adalah perempuan dari keluarga pra-sejahtera, mulai dari usia 17 hingga 58 tahun.
“Jika sudah ada sebanyak 7-30 perempuan dari keluarga pra-sejahtera bisa langsung mengajukan program Mekaar,” imbuh Anggun.
Sementara itu, Kepala Desa Jragung Edy Susanto berharap melalui pelatihan tersebut semakin banyak produk Desa Jragung yang terangkat dan banyak diminati oleh orang-orang di luar desa.
Sebab, menurutnya, selama ini warga masih menghadapi kesulitan untuk memasarkan produk usaha emping jagung ke luar desa.
“Jadinya hanya berkutat di Desa Jragung dan kurang bisa menghasilkan,” terangnya.