Lanjutnya, setidaknya di semester II-2020 ini, belanja pemerintah yang harus digelontorkan untuk pemulihan ekonomi lebih dari Rp 1.000 triliun. Dengan demikian, perekonomian di paruh kedua tahun ini akan lebih baik dari kuartal II yang memang terkontraksi apalagi dengan adanya pembatasan sosial.
“Dengan seperti itu konsumsi naik, permintaan barang naik, utilitas naik, maka di kuartal IV-2020 dan kuartal I tahun depan investasi bergerak dan akan ciptakan lapangan kerja. Intinya belanja pemerintah adalah kunci. Sekarang ini penting dorong belanja pemerintah digelontorkan secara efektif dan harus dilakukan di kuartal III dan kuartal IV,” jelasnya.
Ekonom BCA David Sumual juga berpendapat yang sama. Menurutnya, kecepatan dan tepat sasaran dari belanja pemerintah menjadi kunci utama perbaikan perekonomian Indonesia di paruh kedua tahun ini.
“Semua tergantung kecepatan belanja pemerintah. Kecepatan belanja pemerintah di kuartal II memang terkendala PSBB sehingga belum semua berjalan baik. Kuartal III mungkin berharap cepat,” kata dia.
Lanjutnya, belanja pemerintah di dua kuartal akhir ini harus bisa lebih ditingkatkan dari kuartal sebelumnya. Sehingga bisa lebih baik, meski dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan tahun ini pasti terkoreksi.
“Tahun ini motor penggerak (perekonomian) hanya dari belanja pemerintah. Harapan bisa tumbuh double digit,” jelasnya.