0 0
Read Time:1 Minute, 52 Second


Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan mendorong Balai Latihan Kerja (BLK) dan instruktur BLK agar lebih familiar mengoperasikan teknologi dan informasi. Hal itu agar BLK dan instruktur dapat mengembangkan metode pelatihan yang lebih berkualitas dan aksesibel.

“Ini menjadi tantangan kita bersama. Bagaimana orang bisa belajar dari mana saja, tanpa terbatas ruang dan waktu,” kata Staf Ahli Menaker Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional, Suhartono, dalam keterangan tertulis, Senin (22/7/2019).

Saat membuka Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) VII Tahun 2019 tingkat Regional Jawa Barat di Bandung, Minggu (21/7/2019) itu, Suhartono menyebut masyarakat Indonesia saat ini, khususnya generasi milenial semakin melek teknologi.
Seperti hasil poling Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada April 2019, yang menyebutkan 171,17 juta jiwa atau sekitar 64% penduduk Indonesia sudah terhubung ke internet.

Dengan banyaknya pengguna internet, Suhartono berharap BLK dan instruktur BLK mampu membuat inovasi metode pelatihan. Agar, upaya percepatan peningkatan kompetensi SDM Indonesia dapat tercapai.

“Belajar dan berlatih secara konsisten terhadap perubahan yang terjadi saat ini adalah suatu hal yang mutlak harus dilaksanakan,” katanya.

Secara khusus, Suhartono menilai instruktur merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pelatihan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap instruktur perlu ditingkatkan guna mewujudkan instruktur yang kompeten, profesional, dan mampu menghasilkan tenaga kerja siap kerja.

Menurut Suhartono, salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, inovasi, dan kreativitas instruktur BLK adalah kompetisi antarinstruktur.

“Kompetisi juga akan memotivasi instruktur dalam meningkatkan kompetensinya, baik secara individu maupun kedinasan sehingga mampu meningkatkan kompetensi dan daya saing tenaga kerja secara nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala BBPLK Bandung, Tuti Haryanti, menjelaskan KKIN VII Tahun 2019 tingkat Regional Jawa Barat diikuti 86 instruktur BLK UPTP Kemnaker, UPTD, LPK swasta, dan training centre industri se-Jawa Barat. Kompetisi berlangsung sejak 21-25 Juli 2019.

Tuti menjelaskan kompetisi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan dan motivasi kepada instruktur untuk berkompetisi secara positif dan konstruktif, serta mengukur kompetensi instruktur sesuai bidangnya.

Bidang yang dikompetisikan meliputi 9 bidang kompetisi yaitu Pengelasan (Welding), Otomotif Kendaraan Ringan (Automobile Technology), Instalasi Listrik (Electrical Installation), Tata Busana (Fashion Technology), Pendingin dan Tata Udara (Refrigeration and AC). Selain itu, bidang Elektronika (Electronics), Desain Grafis (Graphic Design Technology), Perancangan Rekayasa Mekanik CAD (Mechanical Engineering Design CAD), dan Solusi Perangkat Lunak Teknologi informasi untuk Bisnis (IT Software Solution for Business).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *