Merdeka.com – Kementerian Ketenagakerjaan terus mengoptimalkan pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) serta meningkatkan program-program perluasan kerja dan padat karya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara menekan angka pengangguran.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan, program pelatihan di BLK tidak hanya untuk menyelesaikan masalah klasik ketenagakerjaan seperti daya saing dan produktivitas yang masih kalah dengan negara lain, link and match, ataupun bonus demografi. Pelatihan di BLK juga dibutuhkan untuk menangani dampak pandemi Covid-19 pada sektor ketenagakerjaan.
“Kemnaker akan terus melakukan peningkatan kompetensi melalui berbagai kegiatan yang ada di BLK pemerintah pusat maupun daerah. Kami juga akan terus melakukan berbagai kegiatan perluasan kesempatan kerja,” kata dia di Jakarta, Selasa (4/5).
Berdasarkan data BPS, pada Agustus 2020 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 138 juta orang. Terdiri dari 128 juta penduduk yang bekerja dan 9,7 juta penganggur.
Adapun tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen. Masih berdasarkan data BPS, selama pandemi Covid-19, terdapat 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi.
Selanjutnya
Sebanyak 70 persen anggaran Kemnaker tahun 2021 dialokasikan untuk program peningkatan kompetensi. Menaker Ida menambahkan, selain meningkatkan kompetensi di BLK pihaknya juga memiliki program lain untuk membantu menekan angka pengangguran, yaitu perluasan kesempatan kerja.
Ini bisa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan padat karya, melakukan peningkatan infrastruktur, melakukan kegiatan TKM (Tenaga Kerja Mandiri), TTG (Teknologi Tepat Guna), dan kegiatan lain yang sifatnya perluasan kesempatan kerja.
“Pelatihan-pelatihan yang ada di kementerian ketenagakerjaan juga akan didorong selain untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja juga mendorong menjadi wirausahawan,” ujarnya.