Merdeka.com – Startup perekrutan tenaga kerja digital, Topkarir mencatat adanya penurunan lapangan kerja yang signifikan di tengah pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, startup ini bisa menyediakan hingga 36.000 lapangan kerja dari klien perusahaan. Saat ini, lapangan kerja yang tersedia turun hingga jadi 12.000 saja.
“Kita analisa dua industri drop luar biasa karena pandemi ini. Biasanya area yang kuat itu manufaktur dan hospitality. Manufaktur itu kan padat karya dan selama pandemi pabrik harus stop. Kemudian hospitality seperti hotel dan restoran serta cafe mereka juga terdampak drop. Mitra kita di area tersebut,” kata CEO TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo di Jakarta dikutip Jumat (28/8).
Namun demikian, lapangan kerja sektor lain masih tersedia. Bahkan kebutuhan tetap meningkat di tengah pandemi. Sektor industri yang tetap bertahan sekaligus klien Topkarir yaitu usaha sektor internet service. Permintaan sektor ini kata Bayu meningkat cukup tinggi karena kebutuhan masyarakat juga meningkat.
“Ada klien kita, mereka internet service provider dan permintaan (tenaga kerja) naik terus .Permintaan mereka lagi tinggi karena banyak yang minta pasangin wifi, pelayanan koneksi internet tinggi,” tegas Bayu.
Bayu menceritakan, sebelum pandemi dan penerapan kebijakan kerja dari rumah atau work from home (wfh), permintaan klien atas tenaga kerja melalui top karir tembus 300 posisi tiap bulan. Namun, setelah pandemi permintaan drop sampai nol atau tidak ada permintaan sama sekali. Tak hanya itu, perusahaan bahkan malah ada yang terpaksa melakukan rasionalisasi agar tetap bisa bertahan.
“Mereka klien kita bahka minta tolong agar karyawan karyawan yang mereka lepas bisa dikembangkan di Topkarir.Berikan training dan pendidikan ke teman teman kena dampak, kita diminta beri pembekalan. Jadi perusahaan tak lepas begitu saja,” katanya.
Topkarir mempunyai fitur yang membantu tenaga kerja mengembangkan bakat mereka. Harapannya, mereka yang telah mengembangkan minat bakat dapat bekerja dengan posisi yang tepat. Fitur ini dinamakan top-edu.
“Melalui top-edu, ini e-learning provide sesuai minat bakat mereka dibutuhkan industri. Sebenarnya membantu anak muda supaya bisa mensupport pebisnis agar bisa perform dengan baik, memilih pekerjaan dengan baik. Talent anak muda dibutuhkan, bukan hanya minat bakat tapi multi tasking juga,” tegasnya.
Topkarir kata Bayu mempunyai misi membantu perusahaan atau klien mereka untuk berkembang mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan.
“Saya melihat dalam riset bahwa kesulitan anak muda bertahan di sebuah perusahaan, misalnya 3 bulan terus resign, senangnya kutu loncat. Kemudian ini kita dalami lebih seksama dari hasil interview sebenarnya karena salah mengindentifikasi minat dan bakat. Ini kita bantu,” tutupnya.