Komisi Eropa telah memutuskan bahwa budi daya kelapa sawit bisa mengakibatkan deforestasi berlebihan. Karena itu, Uni Eropa bakal memboikot sawit Indonesia.
Atas kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan mengambil langkah untuk melawan Uni Eropa. Hanya saja, dia masih enggan membocorkan apa saja yang bakal dilakukan Indonesia ke sana.
“Kita seperti main catur, saya enggak boleh buka rahasia-rahasia (terkait langkah selanjutnya). Tapi kita enggak boleh underestimate,” kata dia di Hotel Ayana, Jakarta, Rabu (27/3).
Kata Luhut, Indonesia bakal menginventarisir semua data ekspor sawit ke Eropa. Dengan begitu, negara tahu berapa kebutuhan mereka dan menebak pasar yang bakal dicari Eropa kalau tidak impor dari Indonesia.
Menurut dia, isu lingkungan yang menjadi senjata Uni Eropa untuk memboikot produk sawit Indonesia tidak beralasan. Sebab, itu hanya politik dagang mereka semata. Buktinya, Amerika Serikat dan Brasil keluar dari perjanjian climate change.
Terpenting, kata dia, dalam perlawanan menghadapi Uni Eropa, pemerintah tidak sedikit pun ragu. Bahkan, Luhut menantang Uni Eropa dengan jargon “elo jual, gue beli”.
Sikap berani Indonesia, kata dia, lahir karena 27 juta rakyat menggantungkan hidupnya pada sawit. Jadi, Luhut tidak akan membiarkan mereka semua miskin karena boikot yang dilakukan Uni Eropa.
“Kalau kau bisa bicara soal keluar lingkungan, AS dan Brasil juga keluar dari climate change, kita consider juga, kenapa enggak? Pokoknya lu jual, gue beli. Enggak usah ragu-ragu,” kata dia.
Adapun potensi untuk perang dagang dengan Uni Eropa, Luhut enggan berandai-andai. Tapi, jika kondisi ini semakin mempersulit Indonesia dan merugikan negara, bukan tidak mungkin perang dagang ada.
“Ngapain cepat-cepat perang dagang? Kita lihat saja, kalau ada betul-betul merugikan kita, kita sudah siap,” jelasnya.