DPPKSPSI.COM, Jakarta – Sejumlah serikat gabungan serikat pekerja/serikat buruh dan Partai Buruh akan menggelar aksi peringatan hari buruh atau May Day di depan gedung DPR dan Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (14/5). Aksi ini diklaim akan diikuti lebih dari 50.000 buruh.
“Ada lebih dari 50 ribu buruh yang akan mengikuti [aksi] ini,” ujar Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam konferensi pers daring, Jum’at (13/5).
Menurut Said, bakal ada empat konfederasi buruh, 60 federasi serikat di tingkat nasional, serta elemen-elemen gerakan lain seperti Forum Guru Honorer, Urban Poor Consortium, Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT), dan Buruh Migran, yang bakal mengikuti peringatan May Day hari ini.
Partai Buruh membawa 18 tuntutan dalam aksi May Day Fiesta yang akan dihelat di Gedung DPR dan Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (14/5), di antaranya berupa redistribusi kekayaan serta penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
“Di dalam perayaan May Day 2022 tersebut, baik di depan Gedung DPR pertama maupun di GBK kegiatan yang kedua mengusung 18 isu perburuhan,” ujar Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam konferensi pers daring, Jumat (13/5).
Tuntutan utama yang akan disuarakan adalah penolakan terhadap UU Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut Said, aturan hukum tersebut mengeksploitasi buruh.
Tuntutan lainnya yaitu mendesak pemerintah menurunkan harga bahan pokok termasuk minyak goreng; mendesak RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) disahkan, menolak revisi UU tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP) dan menolak revisi UU Serikat Kerja/Serikat Buruh.
Lalu penolakan atas upah murah, penghapusan outsourcing, penolakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan desakan agar Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perlindungan Anak Buah Kapal (ABK) dan Buruh Migran disahkan.
Kemudian penolakan pengurangan peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK), wujudkan kedaulatan pangan dan reforma agraria, setop kriminalisasi petani, serta biaya pendidikan murah dan wajib belajar 15 tahun gratis.
Selanjutnya meminta pemerintah mengangkat guru dan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), pemberdayaan sektor informal, ratifikasi konvensi ILO No. 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di dunia kerja, mengupayakan status sopir ojek online sebagai pekerja, bukan lagi mitra kerja.
Sementara itu, konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) ebih memilih menggelar aksi May Day Fiesta di Gelora Bung Karno (GBK) ketimbang Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu (14/5).
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea Andi mengklaim tidak ada alasan politik dalam penentuan lokasi aksi.
“Kami menganggap GBK di titik tengah, tidak ada alasan politis apa pun. JIS, saya tegaskan, akhirnya kemarin diizinkan. Tapi kami tetap memutuskan memilih GBK untuk May Day Fiesta 2022,” ujar Andi di Jakarta, Kamis (12/5).
Andi mengatakan salah satu pertimbangan KSPSI memilih aksi May Day Fiesta di Gelora Bung Karno (GBK) karena kapasitasnya yang lebih besar dibanding JIS.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya mengerahkan 5.260 personel untuk mengamankan aksi May Day Fiesta yang digelar oleh serikat buruh di Gelora Bung Karno (GBK).
“Untuk kegiatan pengamanan sendiri dari PMJ akan menurunkan kekuatan 5.260 personel pengamanan termasuk juga ada bantuan dari instansi terkait termasuk dari TNI juga,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan kepada wartawan, Jumat (13/5).