Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kinerja impor Indonesia periode Januari-April 2020 mencapai US$ 39,1 miliar atau turun 3,7% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 (year on year/yoy). Namun, terdapat beberapa produk yang mengalami peningkatan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto pun mengakui ada beberapa produk yang mengalami lonjakan impor. “Memang di sini ada beberapa terjadinya lonjakan impor,” ungkap Agus ketika berbincang dengan awak media di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Untuk itu, pihaknya bakal mengawasi ketat kinerja impor demi mengantisipasi dampak terhadap industri dalam negeri.
“Sebenarnya aturan kita sudah cukup ketat, tinggal nanti pengawasannya apabila ada barang-barang yang memang produk lokal ini terganggu,” terang Agus.
Ia mengatakan, jika ada produk impor yang mengancam keberlangsungan industri dalam negeri maka akan ditindak tegas, bahkan dihentikan.
“Mungkin harus dilihat lagi apakah benar-benar sesuai dengan aturan mengimpor barangnya. Kalau tidak memang harus ada penindakan yang tegas. Kedua kita juga melihat apabila produk-produk ini mengganggu industri, kita akan stop,” tegas Agus.
Ia mengatakan, saat ini dirinya sedang memetakan produk mana saja yang terancam dari aktivitas impor.
“Ini kita akan bahas dengan kementerian lainnya. Saya lihat tidak bisa kita tetapkan sendiri. Produk-produk ini akan dilihat mana saja yang tidak men-support industri kita, dan impor ini akan kita kendalikan,” imbuhnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, beberapa produk non migas memang mengalami lonjakan impor di periode Januari-April 2020 antara lain gula dan kembang gula meningkat 45,12%, ampas/sisa industri makanan 18,56%, dan bahan bakar mineral 24,01% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.