0 0
Read Time:1 Minute, 11 Second


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menilai perang perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China telah membuka peluang baru bagi Indonesia.

“Dan Indonesia telah melihat perubahan itu terjadi,” kata Airlangga Hartarto kepada Nancy Hungerford dari CNBC di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dilansir Kompas.com, Kamis (24/1/2019).

Indonesia dikenal dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, wilayah yang diperkirakan banyak orang sebagai salah satu penerima manfaat dari pertarungan tarif yang telah mengancam pertumbuhan global.

Para ahli mengatakan konflik antara dua ekonomi terbesar di dunia akan mendorong perusahaan untuk mempercepat rencana memindahkan bagian-bagian dari rantai pasokan mereka dari China ke negara lain, seperti Vietnam, Thailand, dan Indonesia.

Airlangga mengatakan, sejumlah perusahaan yang memproduksi tekstil dan alas kaki telah menjajaki peluang untuk pindah dari China ke Indonesia. Indonesia juga mengekspor lebih banyak baja ke AS. Hal itu terlepas dari Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan pada impor baja dan aluminium pada Maret tahun lalu.

Berdasarkan data dari kementerian perdagangan, ekspor besi dan baja Indonesia ke AS melonjak 87,7 persen tahun ketahun pada Januari hingga November 2018. Selama periode yang sama, total ekspor ke AS tumbuh 3 persen.

Meskipun ada peluang itu, Airlangga mengatakan perang perdagangan bisa berakhir merugikan ekonomi global dan itu tidak baik untuk semua negara.

“Saya pikir norma baru pertumbuhan lambat tidak baik untuk semua orang. Tidak cukup baik bagi Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *