Jakarta, CNBC Indonesia – Nissan memangkas jumlah karyawannya hingga lebih dari 12.500 pegawai di seluruh dunia. Hal tersebut merembet ke Indonesia. Sebanyak 830 pekerja Nissan di Indonesia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan gelombang PHK kepada pekerja Nissan di Indonesia perlu dilihat dari berbagai sisi.
Di balik PHK, ada sisi positif yang bisa diambil. Menurutnya, pada saat terjadi PHK di Nissan, sejumlah pengusaha akan berinvestasi di Indonesia.
“Ada hal-hal positif, ada investasi juga masuk seperti Toyota mau berinvestasi, Wuling mau ambil investasi, Hyundai mau buka pabrik. Memang ada yang menutup tapi ada yang membuka,” kata Rosan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Adanya investasi baru akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang maksimal. Hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pekerja terkena PHK yang bisa bekerja di perusahaan baru.
“Iya (bisa menyerap tenaga kerja yang di-PHK),” kata Rosan.
Terkait PHK, ia mengatakan hal ini bisa saja terjadi akibat siklus perekonomian yang terkadang naik turun. Namun, menurutnya daya beli masyarakat harus dijaga.
“Ini supply and demand. Nissan mungkin tutup karena demand-nya dari luar memang agak turun atau faktor-faktor lain. Tapi ini kan siklus perekonomian yang kadang-kadang up dan down. Bagaimana saat down menahan gejolaknya agar lebih rendah,” jelasnya.
President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi sebelumnya mengatakan PHK merupakan bagian dari upaya Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi mereka.
“Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini,” ujarnya dikutip dari detikcom, Senin (29/7/2019).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, juga turut menanggapi kejadian PHK Nissan ini. PHK Nissan masih berhubungan industri otomotif saat ini sedang terjadi guncangan.
“Saya sampaikan secara global industri otomotif sedang guncangan luar biasa. Pertama siklus otomotif sedang menurun setiap bulan ada pengumuman dari Nissan PHK 12 ribuan pekerja. Sebelumnya Ford PHK karyawan di Eropa,” kata Thomas Lembong ini di kantornya, Selasa (30/7/2019).
Lebih lanjut dijelaskannya, pada 2018, untuk kali pertama dalam sejarah penjualan mobil di China mengalami penurunan dibandingkan 2017. Pada tahun lalu penjualan mobil di China hanya terjual 28 juta unit atau turun 3% dibandingkan 2017.
Menurunnya tren industri mobil lantaran saat ini industri dihadapkan pada tiga revolusi yang sedang bergulir saat ini. Ini yang membuat bisnis transport online meningkat.
Lalu, terkait karena adanya tren mobil listrik. Tren kewajiban regulator soal kendaraan listrik digalakkan padahal banyak industri memakai teknologi konvensional. Ini terutama terjadi di AS dan negara-negara di Eropa.
“Otomotif ditimpa investasi miliaran dolar untuk elektrifikasi yang tadi mobil motor tradisional jadi pabrik yang produksi mobil listrik dan menyebabkan PHK semua perusahaan otomotif utama termasuk Nissan, Ford, GM terjadi pada tahun lalu.
Faktor lainnya adalah otonomisasi kendaraan. Industri otomotif sedang mengarah pada kendaraan otonom atau kendaraan yang bisa melaju sendiri tanpa kemudi.