Jakarta – Para karyawan dan barista Starbucks di kota Buffalo, negara bagian New York, ramai-ramai melakukan aksi mogok kerja. Aksi mogok kerja ini telah dilancarkan para pegawai Starbucks sejak Rabu (5/1) kemarin.
Melansir dari Reuters, Jumat (7/1/2021), hal ini dilakukan oleh para pegawai Starbucks sebagai bentuk protes atas apa yang mereka sebut sebagai kondisi kerja yang tidak aman di tengah lonjakan baru kasus COVID-19. Para pekerja ini mengatakan bahwa mereka tidak akan kembali sampai mereka merasa aman.
Salah satu pengurus serikat pekerja Starbucks di Buffalo, Casey Moore, mengatakan bahwa sepertiga karyawan di sana telah keluar dari pekerjaannya karena masalah COVID-19.
“Toko itu kekurangan staf secara drastis, membuat karyawan yang tersisa kelelahan dan terlalu banyak bekerja,” kata Moore.
“Karyawan yang dapat bekerja belum diberikan masker N95 dan Starbucks juga menjelaskan bahwa karyawan masih diharuskan untuk melayani pelanggan yang tidak menggunakan masker, meskipun ada mandat masker di seluruh negara bagian,” jelasnya lagi.
Di sisi lain, juru bicara perusahaan, Reggie Borges, mengatakan bahwa sejak Senin kemarin semua toko di area Buffalo telah menutup area tempat duduk mereka dan beralih ke take-out saja. Bahkan beberapa telah mengurangi jam operasi untuk mengatasi masalah kekurangan staf dan lonjakan kasus COVID-19 di wilayah tersebut.
“Sepanjang pandemi kami telah memenuhi dan melampaui semua CDC dan pedoman ahli untuk keselamatan, dan kami telah mendukung karyawan dengan pembayaran vaksin, hari sakit, dan pembayaran isolasi,” kata Borges.