Merdeka.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memprediksi perekonomian nasional masih dihadapkan pada kondisi sulit pada kuartal II tahun ini. Bahkan, dia menyebut kemungkinan besar ekonomi Indonesia tumbuh di bawah 2,97 persen.
“Pada Q1 memang kita plus 2,97 persen. Itu tergolong baik dibandingkan negara lain yang mengalami kontraksi. Tapi kita lihat Q2 mungkin lebih bawah lagi tumbuhnya,” ungkap Menko Luhut dalam sebuah Webinar Gen-Z di kanal Zoom, Jumat (6/5).
Kata Menko Luhut, anjloknya pertumbuhan ekonomi domestik diakibatkan oleh pemberlakuan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang marak dilakukan sejumlah daerah. Imbasnya aktivitas ekonomi menjadi tersendat dalam durasi lama.
Maka dari itu, dia mengatakan pemerintah fokus menggenjot tujuh sektor industri unggulan yang ditargetkan memberikan sumbangsih hingga 69 persen terhadap ekonomi domestik.
Rinciannya ialah industri pengolahan, industri perdagangan besar maupun eceran, industri reparasi mobil atau motor, industri pertanian, jasa konstruksi, industri pertambangan, dan industri transportasi.
Nantinya, kinerja ketujuh sektor unggulan Indonesia akan dipaksakan untuk bisa seoptimal mungkin. Sehingga pertumbuhan ekonomi nasional dapat tumbuh lebih baik dibandingkan kuartal awal tahun 2020.
“Tapi lihat negara lain juga begitu kondisi ekonominya. Maka, kita masih tergolong baiklah,” tegas Menko Luhut.