Merdeka.com – Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Nunung Rusmiati mengusulkan kepada pemerintah agar program Work From Bali (WFB) atau kerja dari Bali turut melibatkan usaha travel. Dengan demikian, pelaku usaha travel turut memperoleh keuntungan atas kebijakan anyar tersebut.
“Jadi, mudah-mudahan kalau ASN 25 persen ke Bali tolong berkoordinasi pilih travel juga agar mendapatkan keuntungan ekonomi agar (bisnis travel) berjalan,” dalam acara Dialog Produktif bertajuk Jalan Aman, Nyaman, Rabu (9/6).
Sebab, kata Rusmiati, program Work From Bali (WFB) yang tengah digencarkan pemerintah tersebut mampu mendatangkan keuntungan ekonomi bagi bisnis travel. Menyusul adanya kunjungan dari beragam profesi, termasuk ASN ke pulau Dewata.
“Mudah-mudahan ekonomi dan penerapan protokol kesehatan untuk wisata border dari rencana kerja Bali, berjalan,” terangnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengumumkan kebijakan Work From Bali (WFB) akan diluncurkan pada kuartal ketiga atau Juli 2021 mendatang. Pelaksanaannya sendiri akan dilakukan secara bertahap.
“Kebijakan ini terus kita persiapkan di kuartal ketiga akan kita luncurkan secara bertahap dimulai dengan Kementerian dan Lembaga,” ucapnya dalam acara Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, ditulis Selasa (8/6).
Bantu Bangkitkan Ekonomi Bali
Kebijakan WFB yang dicetuskan pemerintah ini berlandaskan data-data pergerakan wisatawan yang komprehensif untuk membangkitkan ekonomi Bali. Sejak kuartal pertama, Kemenparekraf melakukan WFB atau tepatnya pada Januari 2021, jumlah kunjungan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kina menunjukkan peningkatan kendati masih jauh di bawah situasi normal sebelum pandemi Covid-19.
“Kami bergerak dengan data, Wisatawan Nusantara yang datang ke I Gusti Ngurah Rai pada Januari 2.500 kunjungan. Dan per hari ini, kunjungan ke Bali meningkat 3 kali lipat menjadi 7.000- 7.500. Di kuartal pertama, Bali masih minus 9,8 persen dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah membaik. Namun Bali masih terkontraksi terlalu dalam,” terangnya.
Oleh karena itu, implementasi WFB ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali. Apalagi, panduan protokol kesehatan di sejumlah destinasi Bali telah diberlakukan secara ketat untuk mencegah penularan virus Covid-19.
“Data angka penularan Covid-19 se-Provinsi Bali sangat baik. Beberapa hari terakhir angka penularan Covid-19 di Bali di bawah 100 atau 28 kasus baru,” katanya.