Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam pertemuan itu JK meminta kepada Agus agar BPJS Ketenagakerjaan meningkatkan pelayanan dan manfaat kepada publik.
“Bapak wapres pesan kepada kami untuk terus meningkatkan manfaat bagaimana manfaat yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan itu bisa optimal dan bisa membantu seluruh pekerja di seluruh Indonesia,” kata Agus usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (6/4).
Agus lalu menyinggung terkait data kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Hingga saat ini ada 91 juta angkatan kerja yang memenuhi ketentuan mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan. Namun hingga yang terdaftar sebanyak 51 juta atau hanya sekitar 58 persennya saja.
“Kalau dilihat dari angkatan kerja kemudian yang menjadi eligible untuk menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan itu, sejumlah 91 juta. Nah artinya adalah coverage-nya adalah 58 persen. Sisanya adalah kebanyakan dari sektor informal,” ujar Agus.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPJS ketenagakerjaan untuk bisa mendaftarkan atau mengikut sertakan pekerja sektor informal. Yang kita lakukan diantaranya kita melibatkan masyarakat,” imbuhnya.
Untuk menambah jumlah kepesertaan, menurut Agus, BPJS Ketenagakerjaan merekrut sejumlah agen dari kalangan masyarakat. Tugas mereka yakni memberikan sosialisasi terkait manfaat BPJS Ketenagakerjaan.
“Kita melakukan pemberdayaan masyarakat, merekrut mereka jadi agen agen kita yang kita sebut agen perisai, mereka melakukan sosialiasi edukasi pendaftaran,” kata Agus.
Para agen yang tersebar di sejumlah wilayah itu diberikan insentif dari pekerja yang mendaftar secara kolektif melalui agen tersebut. Besaran insentif yang didapat di atas 5 persen.
“Mereka kita berikan insentif saat ini sekitar 7,5 persen dan sudah ada empat ribu, hampir lima ribu agen-agen BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di seluruh Indonesia yang mereka fokus untuk mendaftarkan pekerja sektor informal dan mikro,” jelas Agus.