Read Time:1 Minute, 24 Second
Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di industri manufaktur, kali ini di Pabrik Sepatu yang berada di Banten, yakni di PT Shyang Yao Fung. Hal ini terungkap setelah adanya video viral pengumuman PHK massal dari pihak manajemen perusahaan kepada para pegawai.
Namun, bukan berarti keseluruhan karyawan yang mencapai 2.500 orang itu akan di-PHK. Ada kemungkinan perusahaan membawa sebagian pekerja dari Banten ke Brebes, dimana pabrik baru sesuai rencana pengembangan perusahaan berada.
Menurut Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), PT Shyang Yao Fung sudah melaporkan ke asosiasi melakukan PHK massal karena harus relokasi pabrik dari Kota Tangerang, Banten ke Brebes Jawa Tengah.
“Kalau bahasa di media sosial kan ditutup ya, di-PHK semua. Tapi itu kan nggak menutup kemungkinan nanti akan ada. Bisa saja dari Banten ikuti prosedur baru tapi penyesuaian kondisi di Brebes. Terutama soal gaji dan UMK (Upah Minimum Kota),” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/4).
Faktor upah murah menjadi alasan kuat banyaknya pabrik sepatu yang relokasi dari Banten dan Jawa Barat ke wilayah Jawa Tengah. Meski merencanakan adanya rekrutmen baru dari warga setempat, namun banyak juga perusahaan yang membawa orang kepercayaan di tempat sebelumnya untuk kembali bekerja di tempat baru.
“Tentu nggak semua. Rata-rata pabrik di Jateng untuk perluasan, mereka investasi baru, PT baru, di sana sebagian manajemen diambil dari Banten. Sebagian dari Banten diambil, misalnya untuk Spv (supervisor). Standar pabrik kan nggak mau totaly baru,” ungkap Firman.
Sebelumnya, dari video yang sempat viral berisi pengumuman PHK massal. “Diberitahukan kepada seluruh karyawan karyawati PT Shang Yao Fung bahwa perusahaan akan melaksanakan pemutusan hubungan Kerja atau PHK masal
terhadap semua karyawan dan karyawati,” tegas pengumuman dalam video.