Merdeka.com – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (7/9). Rupiah dibuka di level Rp 14.705 per USD, menguat dibanding penutupan minggu lalu di Rp 14.750 per USD.
Mengutip data Bloomberg, rupiah kemudian bergerak melemah hingga menyentuh Rp 14.748 per USD. Lalu melemah tipis ke Rp 14.746, dan saat ini kembali melemah ke posisi Rp 14.747 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah pada awal pekan rawan terkoreksi dipengaruhi menurunnya angka pengangguran AS. Pada akhir pekan lalu telah dirilis data tenaga kerja AS yang hasilnya cukup bagus sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
“Rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS di hari Senin ini,” kata Ariston dikutip Antara, Senin (7/9).
Angka pengangguran AS turun dari 10,2 persen pada Juli 2020 menjadi 8,2 persen pada Agustus 2020. Sentimen lainnya yaitu memanasnya kembali hubungan AS dan China setelah AS berencana mem-blacklist perdagangan dengan perusahaan semi konduktor terbesar China, SMIC.
“Isu ini bisa memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk rupiah,” imbuhnya.
Hari ini, beberapa data ekonomi global dari China dan Jerman akan menjadi perhatian pasar karena pasar masih mencari petunjuk soal indikasi pemulihan ekonomi global di tengah kondisi pandemi, yaitu data neraca perdagangan China pada Agustus dan data produksi industri Jerman pada Juli.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per USD hingga Rp14.680 per USD. “Bila kedua angka ini lebih bagus dari proyeksi, penurunan aset berisiko mungkin bisa tertahan,” ujarnya.