Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Senin (21/9). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 14.670 per USD, menguat dibanding penutupan minggu lalu di Rp 14.735 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah usai pembukaan di level Rp 14.715, kemudian menguat kembali ke Rp 14.698. Namun, Rupiah kembali melemah ke Rp 14.710 per USD. Rupiah pun terus menguat dan saat ini berada di posisi Rp 14.683 per USD.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpotensi menguat seiring kekhawatiran pasar terhadap pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.
“Terlihat pagi ini, nilai tukar regional menguat terhadap dolar AS menyusul kekhawatiran pasar terhadap pemulihan ekonomi AS yang belum stabil dan negosiasi paket stimulus AS yang masih alot antar dua kubu di AS, Republik dan Demokrat,” ujar Ariston, dikutip Antara, Senin (21/9).
Dia menjelaskan, dalam sepekan ini, pasar akan memperhatikan testimoni Gubernur The Fed di hadapan parlemen dan senat AS untuk mencari petunjuk baru. Selain itu, pasar juga akan mengonfirmasi pemulihan ekonomi AS lewat data-data ekonomi AS yang dirilis pekan ini.
“Rupiah mungkin bisa menguat lagi bila ada penegasan The Fed soal pelonggaran moneter AS yang lebih lama. Tapi kondisi pandemi yang belum membaik akan menahan penguatan rupiah,” kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.650 per USD hingga Rp14.800 per USD. Sedangkan untuk sepekan, rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.600 per USD hingga Rp14.950 per USD.