Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (7/5), diperkirakan akan melemah usai rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen. Angka ini di bawah ekspektasi konsensus analis sebesar 5,2 persen (yoy).
“Dengan kinerja di bawah perkiraan ini tampaknya sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2019 sesuai asumsi APBN 2019 sebesar 5,3 persen. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,14 persen,” ujar Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta.
Melansir Bloomberg, Rupiah pagi ini dibuka di level Rp 14.293 atau menguat tipis Rp 14.297 per USD. Rupiah kemudian melemah tajam hingga sentuh Rp 14.311, lalu menguat perlahan dan saat in Rupiah berada di Rp 14.305 per USD.
Kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 relatif datar dibandingkan kuartal I-2018 yang tercatat 5,06 persen (yoy). Secara kuartalan, ekonomi kuartal I-2019 tumbuh negatif 4,52 persen (kuartal ke kuartal/qtq), menurun dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar minus 0,51 persen (qtq).
Dari sisi lapangan usaha, sektor jasa-jasa memberikan andil pertumbuhan yang tertinggi diikuti sektor industri manufaktur, dan sektor perdagangan. Sedangkan dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan utama berasal dari konsumsi rumah tangga, diikuti dengan investasi, dan net ekspor.
“Pengeluaran pemerintah melalui hajatan pemilihan umum tampaknya tidak cukup kuat mendorong pertumbuhan ekonomi bahkan melambat dibandingkan andil pada Q4-2018, tetapi lebih tinggi dibandingkan andilnya pada Q1-2018,” kata Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.330 per dolar AS. [azz]