Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Senin (6/9). Rupiah dibuka di Rp14.248 per USD, menguat dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.262 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah usai pembukaan ke Rp14.258 per USD. Namun, Rupiah kembali menguat dan saat ini bergerak stagnan di Rp14.238 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat, seiring data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang di bawah ekspektasi.
“Pada Jumat pekan lalu, data tenaga kerja AS, non farm payrolls, jauh di bawah ekspektasi pasar sehingga memberikan keraguan ke pasar soal waktu pelaksanaan kebijakan pengetatan moneter AS ke depan, baik tapering ataupun kenaikan suku bunga,” kata Ariston di Jakarta, dikutip Antara, Senin (6/9).
Menurutnya, keraguan tersebut telah mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Dia menilai rupiah mungkin berpeluang menguat terhadap dolar AS dengan sentimen tersebut. “Ditambah dengan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia yang terus membaik, juga membantu memberikan sentimen positif ke rupiah,” ujar Ariston.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (5/9) bertambah 5.403 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,13 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 392 kasus sehingga totalnya mencapai 135.861 kasus. Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 10.191 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,84 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 155.519 kasus.
Terkait vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 66,78 juta orang dan vaksin dosis kedua 38,22 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin. Dia memperkirakan, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.200 per USD hingga Rp14.230 per USD, dengan potensi resisten Rp14.300 per USD.