Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Selasa (6/7). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp14.475 per USD, menguat tipis dari penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.476 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis ke Rp14.471 per USD usai pembukaan, namun kemudian menguat lagi ke Rp14.466 per USD. Meski sempat melemah lagi, Rupiah kembali menguat dan saat ini berada di Rp14.464 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat, dibayangi makin tingginya kasus COVID-19. Dia menjelaskan, rupiah kemungkinan masih akan menguat terhadap dolar AS namun relatif terbatas.
“Efek dari data tenaga kerja AS yang di bawah ekspektasi pasar sehingga memunculkan persepsi bank sentral AS akan mempertahankan kebijakan moneter longgar dalam waktu yang lebih lama, masih menjadi pemicu pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah,” ujar Ariston, dikutip Antara, Selasa (6/7).
Data ketenagakerjaan AS yang dirilis akhir pekan lalu bervariasi. Data ketenagakerjaan non-pertanian meningkat lebih besar dari ekspektasi yaitu mencapai 850.000 pekerja pada Juni. Meski begitu tingkat pengangguran AS pada Juni naik menjadi 5,9 persen dari 5,8 persen pada bulan sebelumnya.
“Di sisi lain, laju kasus baru COVID-19 yang semakin meninggi di Tanah Air masih menjadi faktor penekan rupiah,” kata Ariston.
Pada Senin (5/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 mencapai 29.745 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.313.829 kasus. Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.450 per USD dengan potensi resisten ke kisaran Rp14.520 per USD.