0 0
Read Time:3 Minute, 0 Second

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) meminta BPJS Ketenagakerjaan atawa BP Jamsostek membuat mekanisme cut loss secara jelas dan tegas pada investasi saham dan reksa dana.

Sebelumnya, mengutip Kontan.co.id, BPK menyarankan BPJS Ketenagakerjaan mempertimbangkan melakukan take profit atau cut loss pada saham-saham yang tidak ditransaksikan.

“Antara lain saham Salim Ivomas Pratama (SIMP), Karakatau Steel (KRAS), Garuda Indonesia (GIAA), Astra Agro Lestari (AALI), London Sumatera Indonesia (LSIP), dan Indo Tambangraya Megah (ITMG),” tulis BPK dalam laporan ikhtisar hasil pemeriksaan (IHPS) Semester II 2020 yang dikutip pada Rabu (23/6/2021).

Selain itu, BPJS diminta melakukan rekomposisi kepemilikan reksa dana guna mengantisipasi terjadinya ketidakstabilan kondisi pasar dengan mempertimbangkan risiko dan hasil investasi yang lebih optimal.

“Kemudian menyusun dan menerapkan langkah-langkah pemulihan unrealized loss secara rinci dan tidak hanya menggantungkan pada faktor uncontrollable seperti IHSG serta memulihkan likuiditas dan solvabilitas program JHT minimal pada angka 100 persen,” ungkap BPK.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati bahwa hal tersebut dapat meningkatkan volume penjualan serta menjadi sentimen pemberat untuk pergerakan harga sahamnya.

Akan tetapi, seberapa signifikan dampaknya tergantung dari banyaknya saham yang dilepas?

Secara fundamental, Wawan melihat beberapa saham memang mengalami kerugian, bahkan penurunan penjualan. Namun, menurutnya, selama bisnis yang dikerjakan masih berjalan, potensi kenaikan harga saham sebenarnya selalu ada.

Sepengamatannya, saham batu bara seperti ITMG dan saham-saham sawit seperti LSIP, AALI, dan SIMP berpotensi mencetak kenaikan, mengingat harga batu bara dan sawit cenderung mengalami perbaikan.

“Terutama nanti setelah pemulihan ekonomi dunia pasca-pandemi,” ungkap Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (24/6/2021).

Kendati memiliki peluang pertumbuhan harga, Wawan memperkirakan kemungkinan kenaikannya masih di bawah harga beli BPJS Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, BPK cenderung merekomendasikan cut loss terhadap saham-saham tersebut.

Sesungguhnya, penurunan harga yang dialami oleh saham-saham itu bisa menjadi momentum mendapatkan harga murah. Dengan catatan, investor memiliki orientasi jangka panjang di atas lima tahun, serta harus siap dengan tren koreksi dalam jangka pendek.

Tidak jauh berbeda, Technical Analyst BCA Sekuritas Muhammad Syahrizannas mencermati bahwa usulan melepas enam saham ini dapat direspons negatif oleh pasar, sehingga bisa menjadi pemberat pergerakan harga enam saham itu dalam jangka pendek.

Saham-saham perkebunan seperti SIMP, LSIP, dan AALI umumnya masih memiliki kinerja yang baik. Khususnya, crude palm oil (CPO) seiring dengan tren penguatan harga yang mencapai lebih dari MYR 3.000 per ton.

“Ditambah dengan pemulihan ekonomi yang sudah membaik karena Covid-19, khususnya negara-negara tujuan ekspor sawit,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/6/2021).

Di sisi lain, ia juga melihat potensi pemulihan kinerja KRAS yang tecermin dari net profit margin-nya. Hal ini mengindikasikan operasionalnya masih cukup baik, sejalan dengan gencarnya penetrasi ekspor baja perseroan tahun ini.

Prospek yang baik juga akan dialami ITMG. Setelah pembagian dividen, ITMG masih optimistis melihat kesempatan-kesempatan akuisisi tambang batu bara ke depan.

Menurutnya, yang perlu dipertimbangkan adalah GIAA. Baru-baru ini GIAA mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang berimbas pada pemberhentian sementara perdagangan sahamnya oleh bursa.

“Investor lebih melihat apa yang akan terjadi ke depan jika perseroan mengalami likuidasi karena kepentingannya paling akhir setelah pemegang saham preferen,” imbuhnya.

Mempertimbangkan hal-hal di atas, ia cenderung merekomendasikan hold saham-saham plantation dalam jangka pendek. Sementara untuk ITMG dan KRAS disarankan buy.

Investor bisa buy saham ITMG di harga Rp 14.350 per saham. Adapun target harganya di Rp 15.200 per saham dan support di Rp 13.675 per saham.

Sementara itu, KRAS disarankan trading buy di harga Rp 520-Rp 525 per saham. Target harga KRAS di Rp 585 per saham dan Rp 600 per saham. Adapun support maintenance di level 505.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *