DEPOK, KOMPAS.com – Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno menyebutkan, rata-rata perusahaan di Depok kemungkinan hanya sanggup bertahan selama 3 bulan ke depan gara-gara pandemi Covid-19.
Wido berujar, perusahaan yang berpeluang mengalami kesulitan paling telak ialah yang bergerak di sektor elektronik dan otomotif.
“Saya diskusi dengan perusahaan-perusahaan yang ada. Ada perusahaan, misalnya perusahaan masih sampai 3 bulan ke depan, maka mereka akan menyerah,” jelas dia kepada wartawan, Kamis (30/4/2020).
Wido membeberkan, daya produksi perusahaan-perusahaan itu terus merosot karena banyak bahan material yang bersumber dari impor suplainya seret.
Suplai bahan-bahan produksi kerapkali terlambat, sedangkan order atau permintaan terhadap barang-barang elektronik dan otomotif juga menukik.
“Orderan tidak ada, material telat, lama-lama sudah tidak bisa produksi lagi. Itu masalah ke depan,” ujar Wido.
Masih kata Wido, persoalan kian runyam jika perusahaan-perusahaan itu menyerah dan memilih jalan pintas untuk menyelamatkan perusahaan dengan mengorbankan kaum buruh, maka ada ribuan pegawai yang jadi korban.
Sementara itu, ia beranggapan bahwa sejauh ini pemerintah kurang menaruh perhatian pada para pegawai korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.
Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) sejauh ini mengklaim hanya terdapat 397 korban PHK di Depok, yang seluruhnya telah didaftarkan ke program prakerja Kementerian Ketenagakerjaan.
Sementara itu, Wido menyatakan ada ribuan pegawai korban PHK di Depok namun tak tercatat sehingga tak memperoleh perhatian apa-apa dari pemerintah.
“Menurut saya, Disnaker kurang tanggap tentang itu, kurang peduli terhadap nasib buruh. Contoh, banyak saudara kita yang ada dirumahkan tidak gajian, tidak ada solusinya. Saat buruh tidak bekerja dan lemah, dampaknya akan apa, daya beli jatuh, ekonomi jatuh, dan besar dampak sosial yang kita alami,” ungkap dia.
“Jika perusahaan menyerah dan pemerintah tidak tanggap, ini preseden buruk untuk bangsa ini,” tutup Wido.