Jakarta – Dalam menerapkan langkah baru untuk memerangi dampak virus Corona ke sektor ekonomi, pebisnis kini harus berinvestasi besar-besaran untuk mengubah cara bisnis mereka dan memenuhi keamanan dan protokol kesehatan.
Dikutip dari CNN, Senin (24/8/2020) Moody’s Corporation perusahaan menyediakan jasa analisis keuangan dan analisis lembaga pemerintah mengatakan, meningkatkan protokol kesehatan dan perubahan jalannya bisnis akan memperkecil uang investasi perusahaan serta membebani tunggakan utang.
Perubahan ini diperkirakan menyeret margin keuntungan perusahaan akan lebih rendah di saat biaya yang dikeluarkan makin tinggi. Pengaruhnya prospek pertumbuhan melemah dan kecepatan pembayaran utang juga lebih lambat. Tentu akan membebani kelayakan kredit perusahaan, serta membebani laba dan neraca.
Kantor perusahaan misalnya, perusahaan harus meningkatkan keamanan fasilitas kantor agar aman dari virus. Hal itu mengharuskan perusahaan merogoh kocek tidak sedikit.
Untuk pengecer, pandemi telah mempercepat pergeseran penjualan offline ke e-commerce. Ini berarti perusahaan harus memperbarui pendekatan penjualan, rantai pasokan, dan strategi operasi. Tentu investasi itu tidak sedikit.
Namun, semakin banyak orang yang berbelanja online akan merugikan sektor real estate dan menurunkan nilai properti komersial. Toko fisik akan terus tutup berbagai pengecer offline akan bangkrut tahun ini. Perubahan jalannya sektor bisnis ini akan berpengaruh kepada kebijakan pemerintah, perilaku pelanggan, dan karyawan.