0 0
Read Time:2 Minute, 45 Second

New York – Ekonomi AS dibuka kembali secara bertahap di tengah jumlah pengangguran yang terus meroket. Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa pekan lalu telah bertambah 1,5 juta orang AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran.

Padahal beberapa minggu sebelumnya tingkat pengangguran AS sempat menurun dibandingkan pada pekan terakhir Maret lalu yang hampir mencapai puncak dengan 6,9 juta orang yang mengajukan tunjangan pengangguran.

 Tinggat pengangguran di AS mulai meroket sejak ditutupnya akses ekonomi untuk menghindari penyebaran virus Corona. Dikutip dari CNN, Jumat (12/6/2020).

Hingga saat ini telah tercatat 44 juta orang yang telah mengajukan tunjangan pengangguran terhitung sejak pertengahan Maret lalu.

Selain tunjangan pengangguran yang berbentuk asuransi, pemerintah AS juga membuat program bantuan pengangguran yang terdampak virus Corona. Hampir 706 ribu orang dari 42 negara telah mengajukan bantuan tersebut.

Kongres pun juga menciptakan program sementara untuk memberikan manfaat bagi kontraktor independen, wiraswasta, pekerja pertunjukan dan orang-orang tertentu yang terkena dampak virus Corona. Lebih dari 2,1 orang mengajukan bantuan ini dan total dari mereka tidak mendaftar sebagai orang yang mengklaim tunjangan pengangguran.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa kini 2,5 juta pekerja telah kembali ke profesi mereka setelah perekonomian dibuka secara bertahap. Namun, krisis pengangguran tetap masih tinggi.

Menurut data Departemen Keuangan pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar US$ 197,5 miliar setara Rp 2.800 triliun (kurs Rp 14.200/ dolar US) sejauh tahun fiskal ini untuk klaim tunjangan pengangguran, naik dari US$ 12,7 miliar (Rp 108 triliun) pada awal Maret.

 Pemerintah federal telah membayar untuk klaim tunjangan pengangguran lebih dari US$ 64 miliar (Rp 911 triliun) selama bulan Mei. Sedangkan bulan ini hampir US$ 39 miliar (Rp 555 triliun).

Lonjakan klaim pengangguran telah menguras dana kepercayaan pengangguran beberapa negara bagian dan memaksa mereka untuk meminjam dari pemerintah federal untuk membayar tunjangan mereka.

New York telah meminjam hampir US$ 1,6 miliar (Rp 22,7 triliun) , sementara California dan Texas telah mengambil pinjaman masing-masing hampir US$ 900 juta (Rp 12,8 triliun) dan hampir US$ 73 juta (Rp 1,03 triliun).

Tujuh negara bagian lain juga telah menerima otorisasi untuk meminjam tetapi belum benar-benar melakukannya. Federal Reserve, sementara itu, meluncurkan fasilitas pinjaman untuk mendukung pemerintah negara bagian dan lokal pada bulan April.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ada kemungkinan bahwa bank sentral, serta pemerintah federal, perlu melakukan lebih banyak memperbaiki dan memulihkan krisis pengangguran di AS.

Ketika himpitan pengajuan pengangguran mulai surut dan secara bertahap bisnis dibuka kembali. Anggota parlemen di Capitol Hill mengalami perpecahan perihal bantuan tambahan mingguan federal, sebesar US$ 600 (Rp 8,5 juta) yang masuk ke dana bantuan virus Corona dengan total US$ 2 triliun (Rp 28.200 triliun) dari Kongres.

Demokrat berpendapat bantuan paket stimulus sebesar US$ 600 itu harus dilanjutkan hingga tahu depan sebagai bantuan demi memulihkan krisis pengangguran akibat dampak virus Corona.

“Jadi intinya, krisis ini akan berlangsung jauh lebih lama, jadi pemerintah Trump dan Senat harus menambahkan bantuan untuk mendukung ekonomi dan krisis pengangguran yang sudah tinggi,” kata kata Senator Oregon Ron Wyden, Demokrat.

Berseberangan dengan Demokrat, Partai Republik khawatir kenakan dana US$ 600 akan membuat orang AS malas untuk kembali bekerja mengingat dana bantuan yang begitu banyak ketika menjadi pengangguran.

“Itu tidak terdengar seperti resep untuk pertumbuhan ekonomi, mengingat kini telah banyak orang yang ingin kembali bekerja,” Ketua Komite Senator Chuck Grassley dari Iowa.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *