Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China tak hanya akan mengakibatkan turunnya perekonomian global, tapi juga mengancam jutaan pekerjaan di dunia.
Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia atau Wolrd Trade Organization (WTO) Roberto Azevedo mengatakan, tensi perang dagang yang berlanjut akan menimbulkan beragam risiko terhadap negara lainnya. Dia berharap, masyarakat global dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru ini.
“Dampak perang dagang ini akan menyebabkan gangguan signifikan bagi pekerja, perusahaan dan masyarakat. Saat ini mereka harus menyesuaikan diri dengan realitas baru ini,” kata Azevedo dalam podcast IMF yang diterima kumparan, Jumat (19/10).
Azevedo juga meminta kepada negara ataupun pihak yang terdampak perang global ini untuk mencari pasar baru, pekerjaan baru dan sumber pertumbuhan baru. Sebab, dia melihat perang dagang ini akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
“Eskalasi ketegangan yang berlanjut akan menimbulkan risiko yang sangat nyata. Jutaan pekerja perlu mencari pekerjaan baru, perusahaan akan mencari produk, pasar dan komunitas baru untuk sumber pertumbuhan yang baru,” jelasnya.
Bahkan WTO memproyeksi, akibat perang dagang ini pertumbuhan perdagangan internasional akan berkurang hingga 17 persen dalam beberapa tahun ke depan. Sementara pertumbuhan ekonomi global akan turun 1,9 persen.
Proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi global WTO tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan IMF yang memproyeksi penurunan hanya 1 persen akibat perang dagang.
“Kerja sama perdagangan internasional akan rusak, kenaikan tarif yang sangat tajam ini bisa menurunkan 17 persen dari pertumbuhan perdagangan global dan 1,9 persen dari keseluruhan pertumbuhan ekonomi global,” tambahnya.