DPPKSPSI.COM, Jakarta — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB memicu gelombang protes dari masyarakat. Sejumlah elemen masyarakat seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani (KSPSI AGN) berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022).
Berbagai atribut serta ornamen, seperti keranda mayat dan spanduk bernada protes, dibawa pengunjuk rasa sebagai bentuk sindiran untuk pemerintah yang hingga saat ini belum juga merespons gelombang unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di berbagai daerah di Indonesia.
Keranda “Matinya Hati Nurani Presiden dan DPR” KSPSI AGN menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Senin siang.
Massa buruh membawa keranda sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah atas kebijakan telah menaikkan harga BBM.
Pada keranda berwarna hijau tersebut terdapat tulisan “Matinya Hati Nurani Presiden dan DPR Menaikkan Harga BBM di Saat Rakya Menderita”.
“Keranda itu memiliki arti penderitaan yang kami terima. Kalau terus menerus harga BBM naik, maka kami para pekerja lama-kelamaan akan menderita dan mati,” ujar Agus Darsana Perwakilan KSPSI AGN Kabupaten Tangerang, Senin.
Dalam demo tersebut, KSPSI AGN telah menyampaikan petisi kepada Kepala Sekretariat Kepresidenan (Kasetpres) Heru Budi Hartono. Presiden KSPSI AGN Andi Gani Nena Wea mengatakan, petisi tersebut berisi penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
“Dampak pandemi Covid-19 belum semua perusahaan pulih. Sehingga ongkos energi akan jadi alasan perusahaan tidak menaikkan upah buruh,” kata Andi Gani. Kemudian, dalam petisi itu, KSPSI AGN meminta pemerintah menaikkan upah buruh. “Penghasilan pekerja yang sangat kecil mengakibatkan daya beli pekerja menurun walaupun ada bantuan, sementara tidak semua pekerja mendapatkan bantuan. Akibat kenaikan harga BBM, inflasi besar akan terjadi sekitar 5 sampai 8 persen, untuk itu kami minta ini dipertimbangkan,” jelas Andi Gani.