Merdeka.com – Dalam pertemuan ke-7 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN, negara anggota berkomitmen untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Para perwakilan negara yakni Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral sepakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan digitalisasi dan pendekatan berkelanjutan.
“Negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang melalui dukungan digitalisasi dan pendekatan yang lebih berkelanjutan,” kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (31/3).
Dalam pertemuan tersebut ada 9 komitmen disepakati dalam pertemuan tersebut. Pertama, menyambut baik berbagai langkah kebijakan yang telah dilaksanakan secara cepat dan berskala besar oleh negara-negara anggota ASEAN. Termasuk kebijakan fiskal dan moneter, untuk memulihkan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan dari dampak pandemi Covid-19.
Kedua, menyelesaikan rencana kerja transisi dari ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) menuju ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA). Termasuk memastikan komitmen pembukaan akses pasar di sektor jasa keuangan yang lebih substantif dan bermakna dalam Protokol ke-9 AFAS.
“Protokol ke-9 AFAS merupakan protokol terakhir sebelum transisi ke ATISA dan direncanakan untuk ditandatangani dalam tahun ini,” kata Erwin.
Ketiga, mempersiapkan langkah-langkah strategis menuju integrasi perbankan di kawasan ASEAN di era digital melalui penyempurnaan pedoman ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Keempat, melanjutkan komitmen untuk memperlancar arus lalu lintas modal di kawasan ASEAN. Caranya, melalui penghapusan restriksi secara bertahap, monitoring dan diskusi kebijakan secara reguler, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kelima, mendorong keterkaitan sistem pembayaran di kawasan ASEAN untuk memfasilitasi perdagangan, bisnis, dan inklusi keuangan. Keenam, mengembangkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance yang akan menjadi panduan dan bahasa umum bagi semua negara anggota dalam mengembangkan sistem keuangan dan pembiayaan yang berbasis lingkungan.
Ketujuh, mendukung inisiatif ASEAN Sustainable Banking Principles. Inisiatif ini akan berfungsi sebagai panduan bagi bank sentral di ASEAN dalam mengembangkan praktik-praktik perbankan berbasis lingkungan yang sesuai dengan kondisi di masing-masing negara.
Ke delapan, melanjutkan upaya pengembangan inklusi keuangan di ASEAN. Antara lain melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta pengembangan panduan tentang kebijakan literasi keuangan digital.
Kesembilan, mengapresiasi dan mendukung operasionalisasi dari ASEAN Cybersecurity Resilience and Information Sharing Platform (CRISP) sebagai sarana tukar-menukar informasi di antara bank sentral ASEAN dalam menangani ancaman cybersecurity dan mengembangkan langkah-langkah mitigasi bersama.
Dalam pertemuan virtual tersebut, beberapa lembaga internasional juga hadir untuk memberikan pandangannya. Meraka adalah Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), World Bank (WB), dan International Monetary Fund (IMF).
Selain itu, ada juga beberapa organisasi dunia usaha, yaitu ASEAN Business Advisory Council, EU-ASEAN Business Council, dan US-ASEAN Business Council.