Jakarta – Menjelang peringatan Hari Buruh, perwakilan serikat pekerja dari Gerakan Butuh Bersama Rakyat (Gebrak) dan KASBI mendatangi Polda Metro Jaya. Serikat pekerja menyampaikan pemberitahuan terkait rencana aksi massa buruh di depan Istana pada 1 Mei mendatang.
Ketua KASBI sekaligus Koordinator Gebrak, Nining Elitos, mengatakan ada 20 ribu buruh di Jakarta yang akan melakukan unjuk rasa pada 1 Mei. Massa akan menyampaikan aspirasi di depan Istana.
“Untuk Jakarta, ada 20 ribu buruh akan melakukan long march dengan sampaikan berbagai macam tuntutan tadi,” kata Nining Elitos di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Selain dari Jakarta, massa yang akan hadir berasal dari Subang, Bandung, Cirebon, Indramayu, dan beberapa daerah lain. Titik kumpul massa di Bundaran HI dan akan melakukan long march ke Istana.
“Bagi kami adalah, pertama, pesan kami dalam silaturahmi ini aksi yang dilakukan kaum buruh buruh agar tidak ada represifitas terhadap gerakan kaum buruh. Kemudian kita juga tiap tahun biasa melakukan pertama tentang gimana buruh kemudian menyampaikan aspirasi momentum perjuangan 1 Mei,” jelasnya.
Nining mengatakan ada 10 tuntutan yang akan disampaikan massa buruh dalam aksi May Day nanti. Salah satunya pencabutan Peraturan Pemerintah (PP) No 78 Tahun 2015.
“Kedua, bagaimana peningkatan kualitas kinerja dan pengawasan, lalu penghapusan sistem kerja kontrak outsourcing dan kemudian menghentikan tindakan PHK semena-mena, termasuk kriminalisasi aktivis buruh di berbagai sektor, khususnya kaum buruh,” sambungnya.
Selain itu, massa menuntut pemerintah menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Masalah upah rendah juga menjadi salah satu isu yang diusung dalam aksi tersebut.
“Kami, khususnya mewakili dari kaum buruh, tentu merasakan gimana beban beratnya dengan upah rendah dan terjadi kenaikan berbagai macam kebutuhan pokok itulah yang jadi tuntutan kami di dalam unjuk rasa besok,” tutrnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pihaknya telah menyiapkan pengamanan terkait aksi buruh 1 Mei nanti. Hanya, Argo belum bisa menyampaikan lebih detail terkait skenario pengamanan dan jumlah personel yang akan diturunkan.
“Itu nanti, belum didiskusikan,” tandasnya.