0 0
Read Time:2 Minute, 15 Second

Merdeka.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 minus 0,74 persen secara year on year (yoy). Kontraksi ini disebabkan karena konsumsi rumah tangga dan investasi belum pulih meski mengalami perbaikan.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi minus 2,23 persen. Padahal komponen konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan porsi mencapai 56,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi 2,23 persen, tapi kontraksi ini menunjukan arah yang membaik kalau kita bandingkan dengan kontraksi di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV (2020),” kata dia dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/5).

Selain konsumsi rumah tangga, penyebab pertumbuhan ekonomi masih kontraksi diakibatkan pada komponen investasi yang belum menunjukan perbaikan. Investasi menyumbang hampir 32 persen dari PDB, sehingga bersama konsumsi rumah tangga totalnya mencapai 88,9 persen.

“Tantangan yang kita hadapi adalah konsumsi rumah tangga, di mana masih mengalami kontraksi minus 2,23 persen. Sementara investasi masih kontraksi tapi sudah mendekati titik nol karena kontraksinya sangat tipis yaitu 0,23 persen,” ungkapnya.

Meski begitu, Suhariyanto menyebut, kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini didukung oleh kinerja konsumsi pemerintah, serta ekspor dan impor yang mulai tumbuh positif di periode ini.

“Selama kuartal I ini tiga komponen yang tumbuh menggembirakan, konsumsi pemerintah tumbuh 2,96 persen, ekspor tumbuh impresif 6,74 persen, impor juga tumbuh 5,27 persen,” pungkas dia.

Pertumbuhan Ekonomi RI Minus 0,74 Persen di Kuartal I-2021

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 terkontraksi minus 0,74 persen secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih buruk jika dibandingkan kuartal I-2020 yang tumbuh positif sebesar 2,97 persen.

Sementara jika dibandingkan kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih lebih baik. Di mana ekonomi pada periode Oktober sampai dengan Desember 2020 kemarin tercatat lebih besar yakni minus 2,19 persen.

“Maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 ini masih mengalami kontraksi sebesar 0,74 persen, sementara secara kuartal per kuartal mengalami kontraksi sebesar 0,96 persen,” kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/5).

Dia menyatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 yang dicapai ini menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Di mana di kuartal II-2020 ekonomi mengalami kontraksi yang sangat dalam yang minus 5,32 persen kemudian terjadi perbaikan di kuartal III-2020 minus 3,49 persen dan triwulan ke IV-2020 masih kontraksi minus, 2,9 persen.

“Ini menunjukan bahwa tanda-tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata, tentu kita berharap ke depan pemulihan ekonomi akan terjadi di 2021 betul-betul bisa terwujud,” jelasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *