LONDON, KOMPAS.com – Presiden Direktur maskapai Uni Emirat Arab Emirates Sir Tim Clark menyatakan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK) terhadap 9.000 pegawai sebagai dampak pandemi virus corona. Ini adalah pertama kalinya Emirates mengumumkan jumlah pegawai yang akan terdampak PHK.
Dilansir dari BBC, Sabtu (11/7/2020), sebelum virus corona mewabah, Emirates memiliki 60.000 pegawai. Adapun Clark menyatakan, Emirates sebelumnya sudah memangkas sepersepuluh dari total pegawai.
“Kami kemungkinan harus melepas beberapa lagi, kemungkinan sampai 15 persen,” ujar Clark dalam sebuah wawancara.
PHK sebagian besar akan dilakukan terhadap pilot dan awak kabin pesawat Airbus ketimbang Boeing.
Pesawat superjumbo Airbus A380 milik Emirates memiliki kapasitas 500 penumpang. Sementara itu, kapasitas penumpang pesawat Boeing 777 lebih sedikit, sehingga lebih efisien dan mudah diisi selama periode anjloknya perjalanan transportasi udara.
Ribuan awak kabin Emirates pun telah diberitahu bahwa mereka tidak dapat dipekerjakan lagi.
Industri penerbangan global sangat terpukul pandemi virus corona. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memproyeksikan maskapai-maskapai di seluruh dunia akan menderita kerugian sebesar 84 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 1.211 triliun (kurs Rp 14.421 per dollar AS).
Tidak hanya itu, IATA juga memprediksi sebanyak satu juta pegawai di industri penerbangan akan kehilangan pekerjaan akibat virus corona.
Pekan ini, misalnya, maskapai asal AS United Airlines memperingatkan para pegawai terkait kemungkinan pemangkasan 36.000 pekerjaan akibat merosotnya permintaan transportasi udara.
“Karena berlanjutnya masalah terkait pandemi, diprediksi maskapai-maskapai AS akan memangkas 200.000 dari total 750.000 pegawai tahun ini,” ungkap Helane Becker, direktur pelaksana dan analis senior riset di Cowen.