Read Time:1 Minute, 34 Second
Kemunculan pandemi COVID-19 yang begitu mendadak di awal tahun 2020, menyebabkan semua sektor tidak punya persiapan dalam penanganan virus.
Akibatnya, dunia usaha begitu merasakan dampak wabah itu. Nasib serupa juga tak mampu dihindari oleh PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau PT Sritex.
President Direktur Sritex, Iwan S Lukminto, bercerita bahwa perusahaan tekstil terkemuka di Asia Tenggara ini sempat tumbang akibat merebaknya COVID-19. Saat itu, jajaran direksi sudah mulai mempertimbangkan berbagai opsi efisiensi perusahaan, termasuk rencana PHK karyawan.
“Waktu itu awalnya semua direktur di Sritex sudah pesimis, saya minta pendapat semua. Kita akan mem-PHK 12.000 orang, ini harus relaksasi atau rescedhule banking semuanya, pembayaran listrik diundurkan, istilahnya pabrik ini ditutup sementara,” cerita Iwan saat mengisi webinar MarkPlus, Senin (14/12).
Iwan mengaku kala itu menolak opsi untuk merumahkan karyawan. Menurutnya yang utama harus diupayakan kesehatan karyawan dan bagaimana perusahaan survive di tengah situasi demikian.
Mereka kemudian melihat peluang dari persoalan distribusi masker pada saat itu. Sebagaimana diketahui, masker menjadi barang yang cukup langka saat PSBB baru saja diumumkan.
Di samping itu, muncul persoalan lain seperti penimbunan, hingga melambungnya harga. Iwan melihat momentum itu sebagai peluang, perusahaan garmennya itu kemudian banting setir memproduksi masker.
Tak dinyana, langkah tersebut ternyata mampu membawa perusahaan keluar dari dampak pandemi dan tak jadi melakukan PHK. Menurut Iwan, Sritex saat itu bahkan berhasil mendistribusikan 45 juta masker dalam waktu 3 minggu.
“Pada akhir Maret itu kami dalam 3 minggu bisa mendeliver sekitar 45 juta masker, kami berubah pada waktu itu. Awalnya kita menjual di WA grup saja, besoknya kita sudah menerima 5 juta masker order pertama,” pungkas Iwan.
Iwan melanjutkan, Sritex pun setelah itu memutuskan beradaptasi dengan mengeluarkan produk-produk yang dibutuhkan dalam penanganan COVID-19, termasuk APD.
Selain itu, mereka juga mulai menyesuaikan dengan melakukan digitalisasi dan meluncurkan toko online Sritex.
“Saya selalu ngomong selama ada inovasi, tidak akan ada krisis,” pungkas bos Sritex.