Jakarta – CEO sekaligus pendiri Huawei Ren Zhengfei secara publik mengakui kalau perusahaannya akan bersiap-siap mem-PHK sejumlah karyawannya.
Ren mengaku langkah ini mau tidak mau harus dilakukannya setelah Huawei ‘diserang’ secara bertubi-tubi oleh banyak negara, utamanya adalah Amerika Serikat. Serangan di sini maksudnya adalah bermacam pelarangan yang dikenakan ke Huawei terkait perangkat jaringan 5G bikinannya.
“Dalam beberapa tahun ke depan, situasinya secara keseluruhan mungkin tak akan secerah yang dibayangkan, kami harus menyiapkan diri untuk masa sulit,” tulis Ren dalam email yang dikirimkan ke para karyawan Huawei.
Ditambahkannya, target dan tujuan perusahaan yang dinilai tak lagi realistis juga harus diubah. Surat ini ia kirimkan ke karyawannya setelah berbagai tudingan terkait keamanan dan privasi yang mendera Huawei tak kunjung reda.
“Kami juga perlu mengorbankan sejumlah karyawan medioker dan mengurangi pengeluaran untuk gaji,” tambahnya.
Peringatan sejenis sebenarnya sudah pernah diungkapkan oleh Ren dalam sebuah seminar manajemen internal pada November lalu. Namun kini peringatan tersebut dikirimkan ke semua karyawan Huawei dan dipublikasikan di pusat komunitas online Huawei.
“Semuanya sudah berjalan terlalu lancar untuk kita selama 30 tahun terakhir. Kita berada pada fase ekspansi strategis, organisasi kita tumbuh secara desktruktif. Untuk mencapai kemenangan, kita perlu melakukan perampingan secara organisasi,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, Meng Wanzhou, CFO Huawei yang juga putri Ren, Desember lalu ditangkap di Kanada dan terancam diekstradisi ke AS. Lalu ada juga eksekutif Huawei yang ditangkap di Polandia terkait tuduhan spionase — meski sebenarnya tak terkait dengan Huawei.
Lalu yang terbaru adalah pernyataan pemerintah Jerman yang mengindikasikan mereka tak akan membolehkan penggunaan perangkat jaringan 5G bikinan Huawei dipakai di negaranya, demikian dikutip detikINET dari Financial Times, Senin (21/1/2019). (asj/krs)