Jakarta – Huawei baru saja merumahkan lebih dari setengah pegawainya di India. Raksasa teknologi asal China ini juga memangkas target pendapatannya di India hingga 50%.
Dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (28/7/2020) Economic Times pertama kali melaporkan Huawei akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan 60-70% pegawainya.
Pegawai di bagian riset dan pengembangan serta Global Service Center disebut tidak akan terdampak PHK ini. Huawei India kemudian membantah laporan tentang PHK ini, tapi mereka tidak memberi penjelasan lebih lanjut.
Huawei saat ini diperkirakan mempekerjakan 700 pegawai di India, termasuk ratusan pegawai lainnya dari perusahaan pihak ketiga. Jumlah ini tidak termasuk pegawai yang ada di pusat riset dan pengembangan milik Huawei.
Sementara itu, Huawei disebut akan memangkas target pendapatan mereka di India pada tahun 2020. Awalnya mereka menargetkan pendapatan sekitar USD 700-800 juta, tapi kemudian dikoreksi menjadi USD 350-500 juta.
Perkembangan terbaru ini sepertinya didasari oleh tekanan dari pemerintah India yang semakin besar terhadap perusahaan China setelah perselisihan kedua negara di perbatasan pada bulan lalu yang berujung pada kematian 20 tentara India.
Setelah konflik tersebut, masyarakat India menyerukan boikot terhadap produk dan aplikasi buatan China. Bahkan pemerintah India telah melarang ratusan aplikasi buatan China termasuk Tiktok, WeChat dan masih banyak lagi.
Pemerintah India juga meminta operator telekomunikasi lokal untuk tidak menggunakan peralatan milik Huawei untuk uji coba jaringan 5G. Padahal saat ini Huawei memiliki dua mitra operator besar di India yaitu Bharti Airtel dan Vodafone Idea.
“Operasi dan sumber daya kami di India, didukung dengan talenta lokal telah dirancang untuk memenuhi permintaan apapun dari konsumen,” kata juru bicara HuaweiHuawei India mengatakan mereka akan terus melayani konsumennya di negara Asia Selatan tersebut.