0 0
Read Time:3 Minute, 22 Second


MENJELANG libur panjang Idul Fitri, terdapat dua kabar menggembirakan bagi pemerintah Indonesia.

Yang pertama adalah kenaikan peringkat kredit Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stable dari lembaga pemeringkat Standard and Poor (S&P).

Lembaga pemeringkat S&P adalah lembaga independen yang memberikan penilaian seberapa layak utang yang dikeluarkan suatu negara/perusahaan dapat dijadikan investasi.

Selain S&P, Indonesia juga sudah mendapat pemeringkat Baa2/BBB dengan outlook stabil/positif dari empat lembaga lainnya yakni Fitch, JCRA (Japan Credit Rating Agency), R&I (Rating and Investment), dan Moody’s.

Dengan demikian, Indonesia dilihat oleh lembaga pemeringkat internasional sebagai negara yang layak investasi dengan kategori risiko yang rendah. Suatu capaian luar biasa dari tim ekonomi pemerintah Indonesia.

Apalagi peringkat S&P kali ini dicapai dengan langsung naik dari BBB-/stable menjadi BBB/stable, tanpa melalui BBB-/positive.

Capaian tersebut langsung di respons positif oleh pasar keuangan. Mata uang rupiah pad Jumatr (31/5/2019) ditutup menguat 0,99 persen di level 14.273.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melonjak 1,72 persen pada level 6.209,12. Nilai transaksi perdagangan tercatat Rp10,65 triliun dan terdapat aksi net buy dari investor asing sebesar Rp 1,43triliun, meningkat tajam dari Rp 331,74 miliar pada hari perdagangan sebelumnya.

Terdapat beberapa alasan mengapa S&P menganggap Indonesia layak untuk naik peringkat, Yang pertama bahwa ekonomi Indonesia secara konsisten lebih baik dari negara-negara peers pada tingkat pendapatan yang sama.

Hal itu tercermin dari prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pertumbuhan PDB per kapita riil di Indonesia mampu tumbuh 4,1 persen berdasarkan rata-rata tertimbang 10 tahun. Angka ini di atas rata-rata pertumbuhan PDB per kapita riil seluruh dunia yang hanya sekitar 2,2 persen.

Yang kedua, S&P menyatakan bahwa beban utang pemerintah rendah serta didukung kinerja fiskal yang moderat.

Selain beban utang pemerintah relatif ringan, S&P juga memproyeksikan rasio utang pemerintah akan stabil selama beberapa tahun ke depan. Defisit Pemerintah yang turun di tahun 2018, diharapkan tetap stabil dibawah 2,0 persen selama 4 (empat) tahun mendatang.

S&P memerkirakan net general government debt tetap berada di bawah 30 persen dari PDB, yang dapat dilihat dari defisit fiskal dan pertumbuhan nominal PDB yang konsisten.

Yang terakhir, S&P yakin bahwa beban utang luar negeri Indonesia masih aman.

Hal itu dikarenakan di tengah gejolak ekonomi yang penuh ketidakpastian, Indonesia masih sangat menarik bagi Foreign Direct Investment (FDI) serta kuatnya akses Indonesia di pasar keuangan Internasional beberapa tahun belakangan. Ini semuanya menunjukkan bahwa kebijakan fiskal Indonesia sudah pada jalur yang benar dan dikelola secara prudent.

Daya saing

Berita menggembirakan yang kedua adalah meningkatnya peringkat daya saing Indonesia berdasarkan IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) 2019 dari 43 ke 32.

Capaian luar biasa ini membuat peringkat daya saing Indonesia berada di atas negara-negara peers seperti India, Filipina, Turki, Afrika Selatan dan Brazil.

Berdasarkan hasil survei dari salah satu bagian penilaian daya saing WCY, faktor yang dianggap paling menarik dari perekonomian Indonesia ialah adanya ekonomi yang dinamis, perilaku terbuka dan positif dari masyarakat, serta kebijakan yang stabil dan terprediksi.

Faktor fundamental ekonomi Indonesia yang stabil dan terjaga juga menjadi sebuah modal penting bagi peningkatan daya saing Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen, dengan tingkat inflasi yang rendah sehingga mendukung daya beli masyarakat serta konsumsi. Pertumbuhan ini juga dapat dikatakan berkualitas yang dapat terlihat dari tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan yang terus menurun.

Sebagai alat utama Pemerintah dalam mencapai tujuan luhur bernegara, APBN akan terus diarahkan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing seperti melalui pemberian insentif fiskal yang terukur, alokasi belanja yang berkualitas, serta pembiayaan anggaran yang berhati-hati/prudent.

Kedua penilaian dari lembaga internasional tersebut di atas, patut disyukuri. Masyarakat Indonesia sepantasnya menyambut gembira berita ini dan terus mencipatakan suasana yang aman dan damai sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

Kita semua dapat mewujudkan cita-cita mulia pendiri bangsa ini. Cita-cita bersama untuk menjadikan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagai mana tertoreh dalam UUD 1945.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *