Merdeka.com – Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah, seiring koreksi mayoritas mata uang kawasan.
Rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.118 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.065 per USD.
“Dolar menguat karena imbal hasil treasury AS telah meningkat dengan rilis data penjualan ritel yang kuat, tetapi ada kenaikan tak terduga dalam jumlah klaim pengangguran,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (22/2).
Sebanyak 861.000 klaim diajukan selama minggu sebelumnya, meningkat dibandingkan perkiraan 765.000 klaim dan 848.000 klaim yang diajukan selama minggu sebelumnya.
Paket stimulus Covid-19 senilai USD 1,9 triliun yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden juga terus meningkat, setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS pada akhir pekan merilis undang-undang yang ditargetkan oleh anggota parlemen untuk disahkan dalam seminggu.
Di sisi bank sentral, Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell akan menyampaikan laporan kebijakan moneter tengah tahunan kepada Komite Perbankan Senat pada Selasa (23/2). Investor akan mengamati tanda-tanda kekhawatiran atas biaya pinjaman jangka panjang yang lebih tinggi di pihak Powell.
Dari domestik, jumlah kasus Covid-19 cenderung menurun. Hanya dalam waktu dua minggu kasus infeksi harian turun lebih dari 30 persen, namun hal tersebut lebih diakibatkan oleh penurunan jumlah tes yang dilakukan.
Tingkat kasus positif Covid-19 di dalam negeri juga masih berada di ambang mengkhawatirkan. Tingkat positif Covid-19 secara nasional masih di atas 25 persen, jauh dari ambang batas aman versi Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) yang dipatok di 5 persen.
Pemerintah juga memperpanjang periode pembatasan aktivitas. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro diperpanjang hingga 8 Maret 2021.
Banjir Jabodetabek Hambat Perekonomian
Di sisi lain, adanya banjir di sejumlah wilayah pulau Jawa terutama di kawasan Jabodetabek yang menjadi jantung perekonomian, juga menjadi risiko lain yang patut diwaspadai. Selain kerugian ekonomi dan terhambatnya aktivitas masyarakat, banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit lain serta peningkatan risiko penularan Covid-19 di berbagai tenda pengungsian.
“Dengan kondisi data eksternal dan internal yang kurang mendukung, mengakibatkan arus modal asing kembali keluar dari pasar finansial dalam negeri, sehingga wajar kalau mata uang garuda kembali melemah,” ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.070 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.070 per USD hingga Rp14.130 per USD.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan Rupiah melemah Rp14.098 per USD, menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.085 per USD.