0 0
Read Time:1 Minute, 59 Second


Nusa Dua – Indonesia menjadi negara ketiga terbesar kontribusi ekonomi kreatif ke produk domestik bruto (PDB) di dunia. Dengan total kontribusi 7% terhadap PDB, posisi Indonesia hanya kalah dari Amerika Serikat (AS) (11%) dan Korea Selatan (9%).

Kontribusi terhadap PDB tersebut diproyeksi akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Di depan para delegasi dari berbagai dunia yang hadir dalam World Conference on Creative Economy, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan Indonesia ingin menjadi negara terdepan dalam ekonomi kreatif.

“Saya sangat optimistis, terutama kalau kita lihat di negara kita, kontribusi ekonomi kreatif ke GDP Indonesia kenaikannya eksponensial sekali. Dari Rp 60 (triliun) sampai 70, sekarang Rp 110 triliun setiap tahun,” katanya di Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11/2018).

Menurutnya, target tersebut sangat realistis mengingat perkembangan ekonomi kreatif Indonesia begitu signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Untuk itu, kreativitas dalam berbagai sektor di Indonesia harus terus digali dan dikembangkan, tentunya dengan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan.

“Karena sebuah lembaga saja nggak bisa memfasilitasi 276 juta penduduk dan 17 ribu pulau ini. Jadi kami melakukan program yang sifatnya memberikan contoh agar bisa direplikasi. Ini efeknya luar biasa. Karena ini kami berani memposisikan diri, kita harus sebagai leader dari ekonomi kreatif dunia. Potensinya luar biasa,” ungkapnya.

Kekuatan ekonomi kreatif sendiri terletak pada inklusivitasnya. Karena, dia tidak mengenal batas, tidak ada jenis kelamin, tidak ada usia, tidak ada modal atau penghalang pendidikan.

Pusatnya yang terletak pada kreativitas pikiran manusia dan kemampuannya untuk menciptakan ide-ide baru membuat ekonomi kreatif dapat diakses oleh semua. Oleh karena itu, ekonomi kreatif memberikan kesempatan ekonomi yang sama bagi semua orang dengan pikiran kreatif.

Saat ini, setidaknya ada 17 juta warga Indonesia yang menggantungkan hidupnya lewat ekonomi kreatif. Dan sebagian besar kontribusi tersebut disumbangkan oleh perempuan. Ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif bisa menjadi alat pemerataan ekonomi Indonesia maupun dunia, terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi.

“Industri kreatif telah menjadi pengubah permainan di era teknologi,” ungkapnya.

Di tingkat global, perdagangan global dalam industri kreatif telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan, bahkan pada saat krisis ekonomi. Selama krisis ekonomi dan keuangan global 2008, ketika sektor-sektor lain mengalami kontraksi, layanan kreatif mencatat pertumbuhan positif.

Tetapi pertumbuhan ekonomi kreatif bukan tanpa tantangan. Ekonomi kreatif menghadapi beberapa ancaman serius yang, jika dibiarkan tidak tertangani, akan membahayakan pertumbuhannya. Mulai dari pembiayaan, pengembangan produk, dan pemasaran yang bisa menghambat pengembangan bisnis pelaku ekonomi kreatif. (eds/ara)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

By kspsi

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *