Merdeka.com – Selama masa pandemi, dalam dua tahun terakhir, telah membangkitkan rasa simpati dan peduli berbagai kalangan. Tidak hanya individu, situasi yang terjadi juga telah dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kegiatan tanggung jawab sosialnya yang sudah menjadi kegiatan rutin.
Berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan yang fokus pada penelitian dan perkembangan brand di Indonesia, TRAS N CO Indonesia tercatat, bentuk kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan didominasi untuk penanganan pandemi Covid-19. Di mana sebanyak 13,50 persen kegiatan perusahaan ditujukan untuk alat pelindung diri.
Kemudian lainnya adalah bantuan bangunan dan sarana ibadah (11,66 persen), pemulihan lingkungan dan bencana alam (9,82 persen), paket sembako (9,82 persen), bantuan mobil ambulance (7,36 persen), pembangunan infrastruktur/fasilitas umum (6,75 persen), kendaraan operasional (6,13 persen), bantuan sarana pendidikan (4,29 persen), dan berbagai kegiatan lainnya.
“Kami telah melihat perusahaan-perusahaan di Indonesia telah aktif dalam kegiatan CSR untuk memberikan manfaat yang lebih masif dan nyata,” ujar CEO TRAS N CO, Tri Raharjo di Jakarta, Minggu (22/8).
Ketua Manajemen FEB Universitas Airlangga, Gancar Candra Premananto menambahkan, berbuat baik selamanya tidak hanya membutuhkan dana, namun bisa juga dilakukan dengan pikiran yang dibagikan untuk keberlangsungan hidup sebagai sesama manusia. Terlebih di masa pandemi ini tentunya semua masyarakat merasakan bagaimana diri mereka menghadapi tantangan baru dalam menjalani hidup.
Sejak tahun 2020, tak terhitung banyak beberapa perusahaan yang akhirnya gulung tikar karena pemasukan yang kurang, atau omset yang melorot, terlebih di tahun ini sejak diadakannya masa PPKM sejak 3 Juli lalu.
Namun tak selamanya perusahaan di masa pandemi kian merosot, ada pula beberapa perusahaan yang mengalami kenaikan bahkan tercatat dalam sejarah kenaikannya terlihat lebih stabil di masa pandemic ini. Itulah mengapa di balik beberapa kasus perusahaan yang gulung tikar, ada juga yang bisa survive karena mereka melihat opportunitynya.
Gancar juga mengingatkan, bahwa dengan membagikan sebagian harta yang dimiliki tidak membuat seseorang menjadi miskin. Dicontohkan, para miliarder dunia, seperti Bill Gate, Warren Buffet, Mark Zukerberg, dan Tahir dari Indonesia, merupakan tokoh filantropi dunia, yang membagikan sebagian besar hartanya untuk amal.
“Hal itu tidak membuat mereka menjadi miskin, tapi malah semakin kaya,” ujar Gancar.