Merdeka.com – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Kamis (24/6). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp14.440 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.432 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melanjutkan pelemahan usai pembukaan. Meski begitu, Rupiah kemudian bergerak stagnan dan saat ini berada di Rp14.460 per USD.
Tim Riset NH Korindo Sekuritas mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah seiring masih tingginya volatilitas pasar akibat perubahan kebijakan moneter di AS. “Pelaku pasar mencermati pernyataan Gubernur The Fed, bahwa kenaikan inflasi AS itu bakal bersifat temporer atau sesaat,” tulis tim dalam kajiannya di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (24/6).
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa ekonomi AS menguat, walaupun masih terdampak pandemi COVID-19. Pada Rabu (23/6) kemarin, rupiah kembali tertekan. Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya mengatakan terkoreksinya rupiah secara umum lebih dominan dari faktor eksternal.
“Ketidakpastian yang tinggi, terutama terkait dengan perubahan stance kebijakan moneter di beberapa negara, terutama AS, menyebabkan volatilitas pasar masih tinggi dan kemungkinan ke depan masih akan tinggi,” ujar Rully.
Dari domestik, sentimen negatif dipicu oleh kondisi pandemi yang cenderung memburuk di mana jumlah kasus baru harian sudah mencapai belasan ribu kasus. “Sudah terjadi second wave di Indonesia, yang lebih tinggi kasus penambahan hariannya dibandingkan dengan gelombang pertama di awal tahun ini,” tandasnya.