Merdeka.com – Nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap dolar AS (USD) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup positif ditopang data surplus neraca perdagangan Januari 2021.
Rupiah ditutup menguat 63 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp13.910 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp13.973 per USD.
Analis Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan, katalis positif bagi Rupiah didukung sentimen dari dalam maupun luar negeri.
“Dari global market, ada pengaruh positif dari pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang lainnya, yang terlihat dari indeks dolar AS yang melemah dalam beberapa hari terakhir,” ujar Rully.
Sementara dari dalam negeri, penguatan Rupiah didorong oleh sentimen publikasi data neraca perdagangan yang menunjukkan penurunan impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan RI mengalami surplus USD 1,96 miliar pada Januari 2021 dengan nilai ekspor USD 15,30 miliar dan impor USD 13,34 miliar.
“Selain itu, sudah ada tanda penurunan penyebaran atau penurunan penambahan kasus harian Covid-19,” ujar Rully.
Prediksi Rupiah Sepekan
Rully memprediksi sepekan mendatang Rupiah masih akan bergerak stabil, tapi penguatannya akan terbatas.
“Saya perkirakan masih sekitaran Rp14.000 per dolar,” katanya.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp13.973 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp13.903 per USD hingga Rp13.973 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menunjukkan Rupiah menguat Rp14.011 per USD, menguat dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp13.946 per USD.