Read Time:2 Minute, 53 Second
Sejak pendaftaran gelombang pertama dibuka pada 11 April 2020 lalu, program Kartu Prakerja tidak pernah sepi peminat. Laporan Prakerja 2020 di laman resmi prakerja.go.id menyebutkan, sepanjang 2020 sudah 43,8 juta peserta yang mendaftar, dan bertambah hingga 60 juta pada semester I tahun 2021. Bahkan Kartu Prakerja menjadi satu-satunya program pemerintah yang masuk 10 besar penelusuran terpopuler menurut Google Year in Search Indonesia 2020.
Dari banyaknya pendaftar tersebut, sebanyak kurang lebih 8,2 juta peserta telah berhasil mengikuti program pelatihan dan mendapatkan insentif. Peserta Kartu Prakerja yang lolos akan mendapatkan dana total sebesar Rp 3,55 juta, terdiri atas saldo pelatihan sebesar Rp 1 juta yang hanya bisa digunakan untuk membeli berbagai pelatihan di platform digital dan tidak bisa diuangkan, insentif sebesar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan dengan total Rp 2,4 juta, serta Rp 150 ribu sebagai insentif mengikuti tiga kali survei.
Menariknya, ternyata dari ribuan pelatihan online yang tersedia, ada beberapa yang laris manis di kalangan peserta Kartu Prakerja. Dalam laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, selama tahun 2020 terdapat delapan kategori pelatihan yang paling diminati peserta. Di antaranya: Penjualan dan Pemasaran, Gaya Hidup, Bahasa Asing, Makanan dan Minuman, Manajemen, Keuangan, Sosial dan Perilaku, serta Teknologi Informasi.
Di kategori Penjualan dan Pemasaran, kebanyakan peserta mengambil kelas pelatihan tentang strategi penjualan dan pemasaran digital. Sedangkan kategori Manajemen, sebagian besar peserta memilih kelas yang membahas bisnis rumahan/UMKM.
Meningkatnya minat masyarakat untuk berwirausaha serta pergeseran tren konsumen yang kini lebih melek teknologi ikut memengaruhi peringkat kategori pelatihan yang disediakan program Kartu Prakerja.
Apalagi melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 76 Tahun 2020 tentang perubahan atas Perpres Nomor 36 Tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui program Kartu Prakerja, pelaku UMKM bisa menjadi peserta program Kartu Prakerja.
Pelatihan tentang Teknik Memasak, Membuat Kue, dan Barista yang masuk ke dalam kategori Makanan dan Minuman juga memiliki peminat yang cukup banyak. Bukan tanpa alasan, ternyata dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 makanan, minuman, serta bahan makanan menjadi kategori yang paling banyak diburu pelanggan e-commerce dengan persentase sebesar 30,95 persen.
Bukan hanya mereka yang ingin berwirausaha, peserta Kartu Prakerja juga banyak yang memilih kelas untuk meningkatkan skill agar lebih siap terjun kembali dan meningkatkan daya saing di dunia kerja. Terbukti dari banyaknya peminat kelas Bahasa Inggris, Keuangan—meliputi materi Perencanaan Keuangan dan kursus Akuntansi Dasar—, Komunikasi serta Kiat Sukses Wawancara Kerja yang ada dalam kategori Sosial dan Perilaku, dan pelatihan Teknologi Informasi seperti Komputer Dasar hingga AutoCAD.
Selanjutnya untuk kategori Gaya Hidup, rata-rata peserta Kartu Prakerja mengambil kelas seperti Membuat Masker dan Teknik Tata Rias. Bukan hanya untuk kecantikan diri, meningkatkan skill di bidang kecantikan juga bisa menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan saat ini.
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga mencatat tujuh lembaga dengan kelas pelatihan yang paling laris. Di antaranya Skill Academy, Baking World, Kelas.com, PT Yureka Edukasi Cipta, Luarsekolah, Global Edukasi Talenta Inkubator (GETI), dan Badr Interactive/Founder+.
Berbagai pelatihan tersebut mendapat respons positif dari para peserta. Melalui pelatihan-pelatihan dari program Kartu Prakerja, menurut laporan BPS tahun 2020 yang dikutip dari Laporan Prakerja 2020, 88,9 persen peserta mengatakan bahwa program pelatihan yang disediakan telah meningkatkan keterampilan kerja mereka. Mulai dari pengetahuan umum, hard skill, hingga soft skill.
Selain itu, 93 persen penerima pelatihan Kartu Prakerja juga mengaku terdorong untuk berwirausaha. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wirausaha sejak Februari 2020. Bahkan 70 persen peserta pelatihan menggunakan dana insentifnya sebagai tambahan untuk modal usaha.