TEMPO.CO, Jakarta – Pemimpin atau bos pasti memiliki karakter masing-masing, entah lelaki atau perempuan. Sikap pemimpin laki-laki dianggap lebih longgar dalam menerapkan kebijakan, percaya kepada anak buah, dan lebih mengerti kondisi bawahannya.
Sedangkan atasan perempuan, menurut sebagian orang, lebih cerewet, terlalu detail, dan memiliki gaya pendekatan personal yang lebih mengemuka. Jika dipercaya memimpin sejumlah orang dalam tim, sudah sepatutnya Anda bercermin bagaimana sikap pemimpin yang baik.
Mengasah gaya kepemimpinan memang membutuhkan latihan agar karier berkembang. Terlebih, mereka yang menjadi bawahan juga memiliki antusiasme untuk naik ke jenjang berikutnya. Mungkin saja suatu saat nanti karyawan tersebut akan menjadi pemimpin berikutnya.
Karena itu, jadikan mereka mitra, bekerja sama dengan semangat tinggi untuk mencapai target. Untuk menjadi bos idaman, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan, seperti dilansir laman Self.
Berbagi informasi
Sikap yang paling dicari dari seorang pemimpin adalah kejujuran. Anda mesti mendapatkan kepercayaan dari anggota tim. Jadwalkan pertemuan dengan mereka secara perorangan agar dapat memberi sekaligus meminta umpan balik. Bergaul dengan banyak orang dan cari tahu bantuan apa yang mereka perlukan. Dengan begitu, Anda bisa memberikan dukungan.
Jadi diri sendiri dan update
Jika tidak suka berbicara di depan umum, ragu menyampaikan berita buruk secara terbuka, atau justru sibuk berkutat dengan pekerjaan teknis, itu artinya Anda belum paham benar cara memimpin atau bersikap sebagai pemimpin.
Bagi yang masih bersikap demikian, Anda perlu mengenali di titik mana saja perlu mengembangkan diri. Minta anggota tim untuk memberikan komentar mengenai diri dan gaya kepemimpinan Anda. Bila perlu, Anda bisa meminta nasihat atau bimbingan dari seorang pelatih eksekutif atau mentor.
Kerja sama dengan kolega
Whitney Wolfe, salah satu pendiri Tinder dan aplikasi Bumble, menyarankan untuk memberdayakan setiap anggota tim agar merasa seperti seorang pengusaha, bebas untuk berkontribusi, dan memiliki ide-ide besar dalam organisasi.
“Anda tidak bisa menjadi pemimpin dengan rasa takut,” katanya. “Hasil yang lebih baik adalah ketika seseorang merasa terpacu.”