Merdeka.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima delegasi EU – ASEASN Business Council. Pertemuan dilakukan tertutup pada pukul 13.30 WIB.
Mengawali pertemuan, Jokowi menceritakan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Republic of Korea (RoK) Summit yang dihadirinya beberapa waktu lalu. Dalam KTT tersebut, Jokowi mengaku melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.
“Pembahasan utamanya membahas mengenai bisnis dan investasi,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/11).
Selain bertemu Moon Jae-in, Jokowi juga mengaku bertemu pebisnis Korsel. Pertemuan itu memberi harapan besar bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan dengan ASEAN.
Jokowi menyebut, kondisi ekonomi ASEAN saat ini semakin baik dibanding pertumbuhan ekonomi global pada umumnya. Bahkan, Direktur managing IMF Kristalina Georgieva mengatakan ASEAN adalah titik terang bagi perekonomian dunia.
“Setiap saat di mana negara-negara berkembang menghadapi aging society, ASEAN mendapat bonus demografi. Saat sejumlah negara berkembang memilih proteksionisme, ASEAN terus melanjutkan membuka ekonominya,” sambungnya.
Menurut Jokowi, ekonomi ASEAN akan terus tumbuh selama dapat mengelola ekosistem perdamaian yang telah dipelihara selama 52 tahun belakangan. Dia juga menyebut, kemitraan dengan ASEAN menguntungkan.
“Saya harap bisnis dari negara-negara barat juga memiliki pandangan yang serupa, termasuk dari UE,” kata Jokowi.
Protes Diskriminasi Kelapa Sawit Indonesia
Sebelum menutup sambutan, Jokowi menyampaikan keberatan atas diskriminasi Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit Indonesia.
“Minyak sawit Indonesia terus menerima diskriminasi baik dari segi kebijakan maupun dari perusahaan-perusahaan Eropa. Tentu saja Indonesia tidak akan tinggal diam dengan diskriminasi ini,” tegas Jokowi.
Jokowi mengatakan, kerja sama ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa akan terus berlanjut, termasuk di dalamnya kelapa sawit. Jokowi berharap Dewan Bisnis ASEAN berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kelapa sawit.